PT Waragonda Belum Mau Angkat Kaki dari Haya Meskipun Ditolak Warga hingga Kantor Dibakar

fin.co.id - 18/02/2025, 16:19 WIB

PT Waragonda Belum Mau Angkat Kaki dari Haya Meskipun Ditolak Warga hingga Kantor Dibakar

Warga tancap palang adat atau sasi sebagai bentuk penolakan PT Waragonda. (ist)

fin.co.id - Pihak PT Waragonda Minerals Pratama mengatakan belum terpikirkan untuk hengkang dari Negeri Haya meskipun mendapat penolakan dari mayoritas warga setempat.

Warga Haya Kecamatan Tehoru, Maluku Tengah- Maluku, menolak keberadaan perusaan tersebut lantaran dinilai merusak lingkungan dengan mengeruk pasir garnet di daerah itu.

Pengerukan pasir garnet itu, diduga berdampak pada abrasi di pemukiman warga yang berada di pesisir pantai.

Buntutnya, warga yang marah menyegel dengan 'sasi' adat terhadap perusahaan tersebut, hingga berhujung pada pembakaran fasilitas perusahaan pada Minggu malam 16 Februari 2025.

Kepala Teknik Tambang PT Waragonda, Amar Kadafi Tehuayo mengatakan, pihaknya masih berfokus pada perbaikan fasilitas yang rusak akibat dibakar warga.

"Kita belum berpikir untuk itu (hengkang dari Haya), kita masih perbaikan fasilitas di sana," ujar Amar kadafi dalam konferensi pers di Masohi yang dipantau dari Jakarta, Selasa 18 Februari 2025.

Dia mengatakan, izin operasi PT Waragonda untuk beroperasi di Haya salama 5 tahun, dan akan diperbaharui tahun ini.

"Tidak ada rencana keluar dari Haya. Kita punya izin pertama dari Kementerian, selama 5 tahun. Jadi belum bisa keluar, izin yang terbaru akan baru diperbaharui tahun ini," tuturnya.

Lebih lanjut, Amar membantah kabar yang menyebut bahwa karyawannya merusak palang adat atau 'sasi' yang dibuat warga Negeri Haya sebagai bentuk penolakan perusahaan tersebut. 

PT Waragonda Belum Mau Angkat Kaki dari Haya Meskipun Ditolak Warga hingga Kantor Dibakar

Kantor PT Waragonda dibakar warga (ist)

Seperti diketahui, beredar informasi bahwa salah satu karyawan PT Waragonda merusak palang 'sasi' hingga memicu kemarahan warga dan berhujung pada pembakaran kantor dan sejumlah fasilitas perusahaan pada Sabtu malam, 15 Februari 2022.

Amar mengatakan, dilihat dari rekaman video CCTV yang diperolehnya, palang 'sasi' masih utuh sebelum warga menyerang ke dalam lokasi perusahaan.

Afdal Namakule
Penulis