Opini . 11/02/2025, 19:44 WIB
Pada sektor Bina Marga dengan total anggaran Rp24,83 triliun, misalnya beberapa jenis pembangunan juga terkena imbas mulai dari pembangunan jalan sepanjang 57 km juga peningkatan kapasitas dan perawatan jalan 1.102 km, pembangunan dan duplikasi jembatan sepanjang 5.841 meter, serta preservasi jembatan 12.000 meter, pembangunan flyover/underpass dan terowongan sepanjang 94 meter, pembangunan jalan tol sepanjang 7,36 km, preservasi rutin jalan (47.603 km) dan jembatan (563.402 meter) hingga program padat karya untuk 24.600 tenaga kerja.
Dampak yang tidak kalah penting juga terdapat pada sektor Cipta dan sektor Prasarana Strategis dengan total biaya sebesar 57 triliunan lebih.
Di samping itu, implikasi penghematan anggaran ini juga berdampak pada pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) juga mengalami efisiensi anggaran sebesar Rp4,8 triliun atau sekitar 75% dari anggaran semula Rp6,3 triliun.
Lantas, apa sejatinya alasan pemerintahan Prabowo-Gibran melakukan penghematan anggaran sedemikian besarnya?
Meskipun alasan secara komprehensif tidak begitu luas terpublikasikan, namun Presiden Prabowo dalam beberapa kesempatan berusaha menerangkan beberapa agenda kunci yang menjadi tujuan utama dilakukannya efisiensi anggaran ini.
Saat memberikan sambutan di Kongres ke-XVIII Muslimat NU di Jatim Expo, Surabaya, pada Senin, 10 Februari 2025, Prabowo menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan adalah satu di antara tujuan dilakukannya penghematan ini.
Pasalnya, Prabowo ingin efisiensi anggaran dapat memperbaiki semua sekolah yang jumlahnya kurang lebih 330.000. Namun, anggaran untuk perbaikan sekolah selama ini hanya cukup untuk memperbaiki 20.000 sekolah.
"Saya melakukan penghematan, saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, pengeluaran-pengeluaran yang mubazir, pengeluaran-pengeluaran yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan. Ada yang melawan saya, ada. Dalam birokrasi merasa sudah kebal hukum, merasa sudah menjadi 'raja kecil', ada. Saya mau menghemat uang, uang itu untuk rakyat, untuk memberi makan untuk anak-anak rakyat," kata Prabowo dalam sambutannya.
Jadi, dari pernyataan beliau, bisa ditafsirkan secara mendalam mengenai alasan di balik kebijakan efisiensi ini.
Sekilas, keputusan ini terlihat sangat positif. Namun, implikasi yang ditimbulkan juga harus dikalkulasikan lebih jauh.
Misalnya, proyek pembangunan yang kini tengah berjalan, jika anggarannya disetop, maka otomatis proyek akan terhenti. Sehingga hal ini akan berdampak pada ketahanan dan keberlanjutan pembangunan.
Terlebih, infrastruktur yang pembangunannya sudah berjalan lebih dari 50 persen atau bahkan ada yang hampir mendekati 100 persen. Jika tiba-tiba anggarannya dipangkas, maka otomatis akan tertunda dan ini bisa berisiko serius.
Termasuk, langkah antisipasi pengangguran yang timbul akibat penghentian sejumlah proyek nasional. Bagaimana para pekerja yang selama ini menggantungkan hidupnya pada kerja-kerja harian, bulanan dan tahunan. Apakah ada skema bantuan atau insentif lain sebagai pengganti penyambung hidup bagi mereka?
Tantangan Survivalitas Media
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com