Dengan begitu selamatlah republik ini dari chaos bilamana kondisi kemarin dibiarkan berlarut tanpa ada solusi dari Sang Menteri atau bahkan si Fufufafa unfaedah itu.
Bila mau dilihat dengan sudut pandang lain, misalnya teori komunikasi politik, maka apa yang terjadi saat ini telah 'sukses' merebut perhatian masyarakat dari berbagai kasus lain yang sebelumnya tampak menunggu jawaban dari pemerintah, baik pemerintahan Prabowo sekarang ataupun Rezim Jokowi sebelumnya.
Kasus-kasus besar tersebut antara lain adalah pagar laut ilegal dan reklamasi liar namun bisa menghasilkan SHGB dan SHM khususnya di PIK2 dan di seluruh Indonesia. Kasus Budi Online yang menyeret nama ex Menkominfo, kasus Akun Hatespeech, Rasis dan kampungan Fufufafa yang sudah dipastikan 99,9% sosoknya, hingga penobatan Jokowi selaku Finalis terkorup dunia versi OCCRP.
Teknik ini disebut sebagai 'media spin' dimana ini adalah teknik manipulasi komunikasi yang digunakan untuk membelokkan, mengalihkan, atau mengaburkan suatu isu dengan menyoroti aspek lain yang lebih menguntungkan pihak tertentu.
Caranya antaralain dengan melakukan Reframing (Pengubahan Sudut Pandang), Cherry-Picking Data (Memilih fakta dan mengabarkan yang lain), Euphemism (Penghalusan Kata) atau Distraction (Pengalihan Isu).
Teknik terakhir inilah yang dimungkinkan bisa digunakan dalam kehebohan dan kegaduhan baru-baru ini, karena pemberitaan terhadap kasus-kasus faktual yang semestinya mendapatkan perhatian diatas, tampak (sengaja ?) teralihkan dengan pemberitaan soal Gas Elpiji ini.
Kesimpulannya, siapapun pelakunya -atau lebih tepatnya mastermindnya- tangan-tangan kotor dibalik kasus elpiji 3 kg ini telah 'sukses' melakukan media-spin, apalagi jika nanti ada issue-issue receh lain yang dimunculkan seperti HTI, Bahlil mau Nyalon Cawapres dan Fufufafa nyalon presiden, Harun Masiku atau Yakult (lagi), atau bahkan bisa saja memunculkan skandal palsu dengan AI (Artificial Intelligence) terkait penistaan agama, perselingkuhan para tokoh lawan, pemuka agama dsb.
Baca Juga
Apa-apa yang saya tulis ini tampaknya diluar nurul, tetapi secara teori semua bisa dilakukan dan masyarakat dikorbankan ditengah situasi yang masih belum sepenuhnya diatasi ini. Oleh karena itu Presiden Prabowo Subianto jangan lengah, apalagi kata Bung Karno: "Musuh terbesar bukan dari luar tetapi justru dari dalam" .... Artinya ?
Dr. KRMT Roy Suryo, M.Kes - Pemerhati Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen - Jakarta, 5 Februari 2025