fin.co.id - Sekitar 40 siswa SDN Dukuh 3 Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis. Keracunan makanan ini merupakan kejadian luar biasa (KLB), pangan yang kerap menjadi kekhawatiran tersendiri seiring dengan dilaksanakannya program.
"Diurutkan dari yang terbanyak kasusnya, (KLB-KP) disebabkan oleh makanan yang diolah rumah tangga (termasuk hajatan), makanan siap saji (catering, restoran, penjaja kaki lima), dan pangan olahan dalam kemasan," kata Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Intitut Pertanian Bogor (IPB) Nuri Andarwulan saat dihubungi Disway Group, Sabtu 18 Januari 2025.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait kasus kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) di Indonesia, kata dia, risiko terjadinya KLB bersumber dari rumah tangga dan siap saji.
"MBG sebagai program massal merupakan pemberian jenis makanan siap santap (diolah oleh katering) dan minuman (susu) dalam kemasan (pangan olahan dalam kemasan)," katanya.
Sehingga, dia mengingatkan, cara mengolah makanan catering yang baik (good catering practices/GCP) harus diterapkan untuk mencegah terjadinya KLB. GCP ini menerapkan cara yang baik dengan memperhatikan semua faktor utama penyebab keracunan pangan.
Dipaparkannya, berikut faktor-faktor utama yang menyebabka keracunan pangan:
1. Kontaminasi mikrobiologi (bakteri, virus, parasit) yang berasal dari bahan pangan segar.
2. Kontaminasi kimia yang berasal dari bahan pangan segar yang terkontaminasi toksikan/racun.
Baca Juga
3. kontaminasi fisik (misal, potongan kaca, benda tajam/jarum/kayu).
4. Penyimpanan makanan yang tidak tepat: suhu penyimpanan 5-60° C adalah penyimpanan pada suhu bahaya untuk pertumbuhan mikroorganisme (bakteri), penyimpanan produk jadi dengan bahan mentah bercampur (kontaminasi silang), dan kedaluarsa (lama penyimpanan produk).
5. Pengolahan makanan yang tidak higienis dan tidak sesuai kaidah pengolahan pangan yang baik.
6. Penyajian yang tidak aman (kontaminasi udara, penyajian dengan alatmakan yang tidak higienis).
7. Faktor alamiah dari makanan (harus dikenali senyawa racun yang terdapat pada bahan pangan dan cara untuk menginaktifkan/meminimalkan kandungannya).
Adapun diketahui kasus keracunan yang terjadi pada siswa SD di Sukoharjo tersebut akibat ayam marinasi yang kurang matang.
Dalam hal ini, profesor asal Blitar tersebut mengingatkan bahwa daging ayam merupakan pangan segar asal hewan dengan risiko tinggi, mudah rusak/busuk karena kontaminasi bakteri.
Sehingga agar terhindar dari keracunan pangan, harus dipastikan keamanan dagingnya dimulai dari penanganan asal daging ayam segar (peternakan, penyembelihan, penanganan karkas, pengiriman daging segar), pengolahan daging ayam, pengemasan produk olahan, pengiriman/pendistribusian dan penyajian.