fin.co.id - Warga Palestina di Gaza menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel setelah selama 15 bulan terjadi perang dan genosida.
Kesepakatan gencatan senjata diumumkan oleh Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani sebagai pihak mediator.
"Gencatan senjata ini bertanda bahwa berakhirnya konflik brutal selama 15 bulan," katanya dilansir dari The Guardian.
Kesepakatan tersebut akan diterima secara resmi oleh Israel setelah rapat kabinet pada hari Kamis 16 Januari 2025.
Di pusat Jalur Gaza, orang-orang Palestina berkumpul untuk merayakan kesepakatan gencatan senjata tersebut. Mereka bersorak dan menari di jalan-jalan gelap tanpa listrik.
"Alhamdulillah, kami akan segera bebas hidup seperti manusia lagi," kata seorang ayah empat anak yang mengungsi, Mohammed Azaiza.
Baca Juga
Sementara di Ini Tel Aviv, Ibu Kota Israel, suasananya lebih muram, karena para pengunjuk rasa yang mendukung gencatan senjata berkumpul dalam demonstrasi yang diadakan untuk mengingatkan para pemimpin Israel tentang posisi mereka sebelum pemungutan suara kabinet.
Maoz Inon, seorang aktivis perdamaian Israel yang orang tuanya terbunuh dalam serangan Hamas pada Oktober 2023 yang memicu perang pada 7 Oktober, mengatakan kepada Al Jazeera: “Sudah terlambat bagi orang tua saya dan ribuan orang di Gaza serta ribuan orang Israel, tetapi inilah yang saya serukan".
"Kesepakatan dan dimulainya proses perdamaian. Saya senang bagi semua orang yang akan tidur nyenyak malam ini dan kembali ke keluarga mereka.”
Gencatan senjata akan dimulai pada Minggu 19 Oktober dengan adanya pertukaran tawanan antar kedua pihak.
Gelombang pertama yang terdiri dari 33 sandera yang ditahan Hamas akan dibebaskan pada hari Minggu. Sebagai gantinya, Israel juga akan bebaskan tahanan Palestina.
"Anak-anak, wanita, termasuk tentara, dan mereka yang berusia di atas 50 tahun akan dibebaskan terlebih dahulu," kata Sheikh Mohammed.
Associated Press melaporkan bahwa 50 warga Palestina akan dibebaskan Israel.
Menurut laporan televisi Israel, menteri keuangan Israel, Bezalel Smotrich menyampaikan kepada Netanyahu bahwa sejumlah persyaratan untuk dukungan gencatan senjata termasuk janji untuk kembali berperang jika Hamas bangkit dari reruntuhan dan masih menguasai Jalur Gaza.