Mentan Amran Peringatkan: Swasembada Pangan Bisa Gagal Jika Penyerapan Gabah Terhambat

fin.co.id - 15/01/2025, 14:31 WIB

Mentan Amran Peringatkan: Swasembada Pangan Bisa Gagal Jika Penyerapan Gabah Terhambat

Mentan Amran: Serap Gabah Bermasalah, Swasembada Pangan Terancam

fin.co.id - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memberikan peringatan keras tentang ancaman terhadap target swasembada pangan Indonesia.

Menurut Amran, jika Bulog gagal menyerap gabah petani dengan harga sesuai ketentuan HPP sebesar Rp6.500 per kilogram, maka swasembada pangan akan terganggu.

"Penyerapan gabah adalah kunci utama swasembada pangan. Jika Bulog tidak mampu menyerap gabah dengan harga yang layak, target ini bisa terancam," ujar Amran saat mendampingi Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, dalam kunjungan kerja di Kabupaten Bantul, Rabu, 15 Januari 2025.

Amran juga menyoroti masalah harga gabah yang saat ini masih rendah, seperti yang terjadi di Bantul, di mana petani hanya mendapatkan harga Rp5.500 per kilogram.

Menurutnya, selisih harga sebesar Rp1.000 per kilogram dapat menimbulkan kerugian hingga Rp25 triliun.

“Jika harga gabah terus di bawah HPP, kerugian besar menanti. Target panen 25 juta ton bisa mengakibatkan kerugian Rp25 triliun bagi petani,” tegas Amran.

Mentan menambahkan, penyerapan gabah dengan harga yang rendah dapat merugikan banyak pihak, termasuk petani dan negara. Anggaran negara untuk sektor pangan sebesar Rp145 triliun juga akan sia-sia jika harga gabah terus tertekan di bawah HPP.

"Peran Bulog sangat krusial. Mereka harus bekerja keras menyerap gabah sesuai harga yang ditetapkan, karena ini perintah langsung dari Presiden," kata Amran.

Amran juga menjelaskan bahwa pemerintah telah memberikan berbagai bantuan untuk mendukung sektor pertanian, seperti peningkatan volume pupuk hingga 9,5 juta ton, bantuan benih, dan normalisasi irigasi. Kini, ia menegaskan bahwa penyerapan gabah adalah langkah terakhir yang harus dilakukan.

“Semua sarana produksi sudah disiapkan, tinggal penyerapan gabah yang harus dilakukan secara maksimal,” tandasnya. (*)

Sigit Nugroho
Penulis