Profil Hasjim Djalal, Diplomat Senior Indonesia yang Meninggal Dunia Kemarin

fin.co.id - 13/01/2025, 09:13 WIB

Profil Hasjim Djalal, Diplomat Senior Indonesia yang Meninggal Dunia Kemarin

Hasjim Djalal. Foto: Global Landscape Forum

fin.co.id - Ahli hukum laut dan diplomat senior Indonesia yang diakui dunia, Hasjim Djalal, meninggal dunia pada usia 90 tahun di Jakarta pada Minggu 12 Januari 2025. Beliau wafat pada pukul 16:40 WIB, dikelilingi oleh istri, anak, cucu, dan kerabat.

Kabar duka ini disampaikan oleh Dino Patti Djalal, mantan wakil menteri luar negeri RI sekaligus putra almarhum, melalui unggahan di media sosial X pada hari yang sama.

"Kami mohon doa agar arwah beliau mendapat tempat mulia di sisi Allah SWT, dan jasa-jasanya bagi NKRI selalu dikenang. Amin," tulis Dino dalam unggahannya.

Baca Juga

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman Cilandak III, Jakarta Selatan, dan rencananya akan dimakamkan pada Senin.

Profil dan Perjalanan Karier

Hasjim Djalal lahir pada 25 Februari 1934 di Ampek Angkek, Agam, Sumatera Barat. Ia adalah lulusan University of Virginia, tempat ia meraih gelar Master of Law dan menjadi mahasiswa Indonesia pertama di universitas tersebut. Hasjim memiliki tiga anak, yaitu Dino Patti Djalal, Iwan Djalal, dan Dini Djalal.

Karier Hasjim Djalal terbilang gemilang. Ia dikenal sebagai tokoh yang memelopori diplomasi Indonesia sekaligus memperkuat citra bangsa di dunia internasional. Sepanjang kariernya, ia pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (1981-1983), Duta Besar RI untuk Kanada (1983-1985), dan Duta Besar RI untuk Jerman (1990-1993).

Kontribusi besar Hasjim juga terlihat dalam keterlibatannya menyusun Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang diresmikan pada 1982. Bersama Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, ia turut memperjuangkan konsep negara kepulauan dan wawasan nusantara, yang didasarkan pada Deklarasi Juanda, agar diakui secara internasional.

Baca Juga

Semasa hidup, Hasjim aktif menulis dan menerbitkan karya penting seperti Indonesian Struggle for the Law of the Sea (1979), Indonesia and the Law of the Sea (1995), serta Preventive Diplomacy in Southeast Asia: Lessons Learned (2003). Meskipun telah pensiun, ia tetap menulis dan berbagi wawasan melalui buku, artikel, serta keikutsertaan dalam berbagai forum terkait hukum laut internasional.

Jejaknya dalam dunia diplomasi dilanjutkan oleh putranya, Dino Patti Djalal, yang menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat sejak 2010. (*) 

Afdal Namakule
Penulis
-->