fin.co.id - Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin, 6 Januari 2025.
Program ini dijalankan di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi di seluruh Indonesia.
Dalam tahap awal, program ini menargetkan 3 juta penerima manfaat, termasuk anak-anak dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu hamil.
Target Penerima Manfaat Terus Meningkat hingga 2029
Kepala Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyebutkan bahwa jumlah penerima manfaat akan terus meningkat setiap tahun.
Hingga tahun 2029, pemerintah menargetkan 82,9 juta penerima manfaat akan mendapatkan manfaat dari program ini.
"Kami optimis program ini akan berjalan lancar dan dapat mencapai target yang telah ditetapkan," ujarnya, Senin, 6 Januari 2025.
Hasan juga berharap program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga bisa menjadi pendorong ekonomi.
Baca Juga
"Selain memberi dampak positif bagi penerima manfaat, program ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang luas bagi seluruh pihak yang terlibat," tambahnya.
Pengelolaan Dapur MBG yang Ketat
Program Makan Bergizi Gratis ini dijalankan melalui dapur-dapur yang dikelola oleh Kepala SPPG yang ditunjuk oleh BGN.
Setiap dapur akan bekerja sama dengan ahli gizi dan akuntan untuk memastikan kualitas gizi yang optimal, serta kelancaran distribusi makanan.
Setiap porsi makanan akan memenuhi standar kecukupan gizi dan kebersihan yang ketat.
Hasan juga menekankan komitmen BGN dalam mengurangi limbah dari program ini. Untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian makanan dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang.
"Kami berkomitmen untuk meminimalkan limbah dan mendukung keberlanjutan lingkungan," ujarnya.
Program MBG Berjalan Tanpa Libur
Meskipun Tahun Baru telah tiba, pemerintah tidak mengambil libur pada akhir pekan atau hari libur nasional.
Ini untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program. Selain itu, peluncuran program ini bertepatan dengan dimulainya kegiatan belajar mengajar di sebagian besar sekolah, yang menjadi momentum penting dalam implementasi program. (Anisha/DSW)