Misalnya, kalau waktu kecil kamu sering denger kalimat, "Hati-hati, jangan sampai berdarah!" sambil nada cemas, lama-lama kamu bisa tumbuh dengan ketakutan yang sama.
3. Kecemasan dan Stres
Orang dengan tingkat kecemasan tinggi atau yang punya gangguan panik lebih rentan mengalami hemophobia. Stres yang berkepanjangan juga bisa memperburuk kondisi ini. Kalau kamu sering merasa gugup atau tegang saat berhadapan dengan situasi medis yang melibatkan darah, itu bisa jadi tanda awal hemophobia.
4. Pengalaman Trauma
Salah satu penyebab paling umum hemophobia adalah pengalaman traumatis.
Misalnya, pernah mengalami cedera serius yang melibatkan banyak darah atau melihat kecelakaan yang menyeramkan.
Trauma psikologis dari pengalaman ini bisa bikin otak merekam darah sebagai sesuatu yang menakutkan.
Akibatnya, setiap kali lihat darah, tubuh langsung bereaksi dengan rasa takut yang berlebihan.
Baca Juga
Kabar baiknya, hemophobia bukan sesuatu yang nggak bisa diatasi.
IDI Kota Purbalingga memberikan beberapa rekomendasi pengobatan yang bisa membantu kamu mengendalikan ketakutan ini:
1. Obat Antidepresan
Obat seperti fluoxetine atau sertraline sering digunakan untuk mengatasi gejala kecemasan dan depresi yang menyertai hemophobia. Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan neurotransmitter di otak sehingga suasana hati jadi lebih stabil.
2. Obat Anti-Kecemasan
Kategori obat benzodiazepines bisa membantu mengurangi kecemasan yang muncul saat menghadapi situasi yang berhubungan dengan darah. Tapi, penggunaannya harus diawasi dokter karena ada risiko ketergantungan.
3. Obat Penenang (Buspiron)
