Kritik Terhadap Kampanye Mewah Pasangan Ruksamin dan LM Sjafei Kahar: Sumber Dana yang Patut Dipertanyakan

fin.co.id - 17/12/2024, 16:19 WIB

Kritik Terhadap Kampanye Mewah Pasangan Ruksamin dan LM Sjafei Kahar: Sumber Dana yang Patut Dipertanyakan

Pasangan Cagub dan Cawagub Sulawesi Tenggara Ruksamin dan LM Sjafei Kahar (Ist)

fin.co.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara baru-baru ini mengumumkan hasil audit dana kampanye pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tenggara periode 2024-2029.

Dari hasil audit tersebut, pasangan Ruksamin dan LM Sjafei Kahar mencatatkan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye terbesar, masing-masing sebesar Rp12.462.960.000 dan Rp11.734.960.000.

Namun, angka-angka ini memunculkan pertanyaan besar mengenai sumber dana yang mendukung kampanye mewah mereka.

1. Kampanye Mewah dan Potensi Sumber Dana yang Tidak Jelas

Jika melihat kegiatan kampanye pasangan Ruksamin dan LM Sjafei Kahar, terdapat sejumlah kejanggalan yang menimbulkan kecurigaan.

Kampanye akbar yang mengundang artis ibukota seperti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, serta penyanyi Anji, diperkirakan menghabiskan sekitar Rp5 miliar.

Belum lagi biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk kegiatan kampanye lainnya, termasuk penggunaan helikopter untuk menjangkau daerah kepulauan di Sulawesi Tenggara.

Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, dengan total harta Ruksamin yang tercatat hanya Rp3,2 miliar pada Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Desember 2023, dari mana asal dana sebesar Rp12,4 miliar untuk kampanye besar-besaran ini?

Ruksamin diketahui memiliki sebagian besar kekayaannya berupa tanah dan bangunan, dengan hanya Rp143,8 juta dalam bentuk kas. Lantas, apakah mungkin dana kampanye sebesar itu berasal dari harta pribadi atau ada sokongan dana yang tidak terlaporkan?

2. Kecurigaan Dana "Siluman" dalam Kampanye

Direktur Eksekutif CERI (Center for Energy and Resources Indonesia), Yusri Usman, meragukan bahwa kampanye besar pasangan ini bisa didanai hanya dengan sumber daya yang tercatat dalam LHKPN.

Ia mencurigai adanya "dana siluman" atau dana ilegal yang masuk untuk mendukung kampanye mewah tersebut. "Jika melihat kondisi keuangan Ruksamin yang terbatas, sangat tidak mungkin ia dapat membiayai kampanye sebesar itu tanpa ada sokongan dari pihak-pihak yang tidak jelas," kata Yusri di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.

Apalagi, kata Yusri, diketahui bahwa Konawe Utara tempat Ruksamin menjabat sebagai bupati, merupakan kawasan dengan kandungan nikel terbesar di Indonesia, yang tentunya melibatkan para pelaku bisnis besar.

Sumber dana untuk kampanye pasangan ini, menurut Yusri, bisa jadi berasal dari sektor yang terkait dengan kekayaan alam di daerah tersebut, seperti mafia tambang yang bisa saja mendanai kampanye demi kepentingan pribadi atau politik.

3. Skandal Pungutan Liar dan Dugaan Korupsi di Konawe Utara

Sigit Nugroho
Penulis