Internasional . 16/12/2024, 08:16 WIB
Mantan Presiden AS, Donald Trump, yang kini kembali mencalonkan diri dalam pemilu, turut angkat bicara soal krisis Palestina. Pada 12 Desember 2024, Trump berjanji akan menyelesaikan masalah Timur Tengah, termasuk konflik antara Israel dan Palestina. Namun, meski ada niat untuk menyelesaikan masalah ini, Trump enggan berkomentar soal penghentian penjajahan di Gaza.
Keengganannya untuk memberikan jawaban pasti menciptakan ketidakpastian mengenai langkah konkret yang akan diambil untuk menghentikan perang ini.
Pada 12 Desember 2024, serangan Israel kembali menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina di Gaza dalam waktu 24 jam terakhir. Total korban tewas sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023 telah mencapai 44.835 orang.
Selain korban jiwa, lebih dari 100.000 warga Palestina terluka akibat serangan udara dan serangan darat yang terus berlanjut. Dunia internasional semakin mengkritik keras tindakan Israel, dengan banyak pihak menyebut serangan ini sebagai bentuk genosida terhadap rakyat Palestina.
Meski seruan internasional untuk gencatan senjata semakin keras, Israel tetap tidak mengindahkan resolusi PBB dan terus melancarkan serangan besar-besaran terhadap Gaza.
Pertanyaan besar yang kini muncul adalah: apa yang bisa dilakukan dunia untuk menghentikan pembantaian ini? Mampukah tekanan dari komunitas internasional, termasuk melalui sanksi atau aksi diplomatik, memaksa Israel untuk menghentikan agresinya? (*)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com