Petisi Copot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Kumpulkan Belasan Ribu Tanda Tangan: Dukungan Terus Bertambah

fin.co.id - 05/12/2024, 09:00 WIB

Petisi Copot Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Kumpulkan Belasan Ribu Tanda Tangan: Dukungan Terus Bertambah

Petisi Copot Gus Miftah, Image: YoutTube

fin.co.id - Awal Desember 2024, nama Gus Miftah mencuat gara-gara sebuah video yang viral.

Dalam video itu, Gus Miftah terlihat melontarkan ucapan yang dianggap menghina seorang penjual es teh.

Kalimat "Yo kono didol, goblok (Ya jual sana, goblok)" yang dia ucapkan jadi sorotan. Netizen pun geram.

Banyak yang merasa ucapan itu nggak pantas keluar dari mulut seorang tokoh agama, apalagi diucapkan di depan umum.

Peristiwa ini jadi bahan perbincangan heboh di media sosial.

Petisi di Change.org Jadi Suara Rakyat

Kemarahan netizen nggak cuma berhenti di komentar media sosial. Salah satu warga, Dika Prakasa, bikin petisi di Change.org dengan judul yang cukup tegas, meminta Presiden Prabowo Subianto mencopot Gus Miftah dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Dalam petisinya, Dika menulis kalau tindakan Gus Miftah mencerminkan kurangnya empati dan adab sebagai pejabat publik.

Petisi ini mendapat respons luar biasa dari publik. Hingga saat ini, puluhan ribu tanda tangan udah terkumpul.

Dukungan terus mengalir dari berbagai kalangan yang menyuarakan pentingnya seorang pejabat publik punya sikap yang baik dan menghormati rakyat kecil.

Saat berita ini turunkan, jumlah tanda tangan yang terkumpul ada di angka belasan ribu, dan jumlah itu terus bertambah.

Kalian bisa menemukan petisinya lewat link berikut.

Kata Netizen Soal Insiden Ini

Komentar pedas dari netizen semakin memperkuat gelombang protes. Beberapa di antaranya menyoroti bagaimana seorang pemuka agama yang seharusnya menjadi teladan malah bersikap seperti itu.

  • Hera Sintya: "Saya ga rela pajak saya digunakan untuk bayar orang nirempati dan ga mendidik kaya dia, mubadzir!!"
  • Agus Supriyadi: "Adab lebih tinggi dari ilmu. Kalau ga mampu, lebih baik mundur."
  • Hudus Pardede: "Bercanda pakai kata gblk? Coba bercanda begitu sama Presiden, apakah masih diterima?"

Komentar-komentar ini mewakili keresahan publik. Mereka merasa jabatan yang diemban Gus Miftah nggak sejalan sama sikap yang dia tunjukkan.

Makruf
Penulis