News . 05/12/2024, 13:36 WIB

Gus Nadirsyah Ajak Mahasiswa UIN Bandung Selektif Sikapi Isu Boikot Produk Israel

Penulis : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

fin.co.id – Isu boikot terhadap produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi dengan Israel terus menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Namun, cendekiawan Muslim Prof. Nadirsyah Hosen dari Monash University, Australia, mengingatkan agar mahasiswa tidak mudah terprovokasi dan selalu bersikap kritis dalam menyikapi ajakan boikot tersebut.

Menurutnya, boikot yang dilakukan secara serampangan tanpa verifikasi yang jelas justru bisa berisiko merugikan banyak pihak, terutama rakyat Indonesia sendiri.

Dalam seminar yang diadakan di Aula FISIP UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Gus Nadir—sapaan akrabnya—mengungkapkan bahwa ajakan boikot seringkali diterima begitu saja tanpa pemahaman yang mendalam.

“Sebagai mahasiswa, kita harus bersikap kritis. Jangan hanya ikut-ikutan emosi dan larut dalam euforia untuk boikot tanpa dasar yang jelas,” ujarnya di Bandung, Kamis, 5 November 2024.

Dia menekankan pentingnya penelitian dan klarifikasi sebelum mengambil sikap terhadap produk yang diklaim terafiliasi dengan Israel.

Fatwa MUI dan Penafsiran Boikot

Gus Nadir juga menyoroti adanya kesalahan tafsir terkait fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai dukungan terhadap perjuangan Palestina.

“Dalam fatwa MUI, tidak ada kata boikot. Yang ada adalah dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina dari agresi Israel,” jelasnya.

Menurut Gus Nadir, meskipun beberapa pihak menafsirkan fatwa tersebut sebagai dasar untuk memboikot produk-produk yang terhubung dengan Israel, sejatinya tidak ada hukum yang mewajibkan untuk melakukan boikot tanpa adanya bukti yang sah.

Penting untuk dicatat, dia menambahkan, bahwa banyak website yang beredar yang mengklaim dapat menunjukkan produk-produk terafiliasi Israel. Namun, hasil verifikasi di beberapa situs ini menunjukkan ketidakkonsistenan.

“Website-website tersebut bisa memasukkan produk apapun ke dalam daftar, bahkan jika produk itu hanya dijual di Israel. Ini membuat kita harus lebih hati-hati dan tidak mudah percaya begitu saja,” ujar Gus Nadir.

Implikasi Sosial dari Boikot Serampangan

Selain masalah ketidakjelasan informasi, Gus Nadir juga mengingatkan dampak sosial yang mungkin timbul akibat ajakan boikot tanpa dasar yang jelas.

Dia menegaskan bahwa tindakan boikot yang tidak terverifikasi dengan baik bisa berakhir pada kesulitan ekonomi bagi masyarakat Indonesia sendiri, seperti yang terjadi dengan beberapa sektor usaha yang terkena dampak PHK akibat boikot yang tidak berdasarkan bukti yang sah.

“Jika hanya karena kebencian terhadap Israel, kita justru merugikan masyarakat Indonesia sendiri yang bergantung pada pekerjaan di industri yang terkait dengan produk-produk tersebut, maka itu justru menciptakan masalah baru,” ujarnya.

Mahasiswa UIN Bandung Tertarik untuk Lebih Selektif

Pernyataan Gus Nadir mendapat respon positif dari mahasiswa FISIP UIN Bandung yang hadir dalam seminar tersebut. Danu Durohman, salah satu mahasiswa yang hadir, mengaku terkejut mengetahui bahwa tidak semua produk yang disebut-sebut terafiliasi dengan Israel telah terverifikasi dengan benar.

“Saya selama ini hanya percaya apa yang beredar di media sosial, tapi sekarang saya tahu bahwa harus ada klarifikasi terlebih dahulu. Saya akan lebih teliti ke depannya,” ujarnya.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com