News . 30/11/2024, 17:11 WIB
fin.co.id - Perputaran uang judi online (judol) di Indonesia didominasi anak muda. Bahkan, 80 persennya berasal dari pelajar dan mahasiswa. Nilai transaksinya di bawah Rp100 ribu per hari.
“Rata-rata transaksinya kecil. Di bawah Rp100 ribu. Tetapi jika dikalikan jumlah pemain yang begitu besar, dampaknya sangat signifikan,” ujar Koordinator Kelompok Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Natsir Kongah pada Sabtu, 30 November 2024.
Versi PPATK, kelompok pelajar dan mahasiswa yang terjerat judi online ini jumlahnya hampir 1 juta orang. "Transaksi kecil yang dilakukan secara rutin justru menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan ekonomi dan masa depan generasi muda," imbuhnya.
Meski nominalnya kecil, PPATK menyoroti dampak besar judi online terhadap kondisi ekonomi keluarga pelaku. Sebab, banyak yang menggunakan hingga 70 persen dari penghasilan harian untuk bermain judi.
Natsir menjelaskan perputaran uang judol pada 2024 diperkirakan dapat mencapai Rp900 Triliun. PPATK berharap koordinasi dengan berbagai pihak, seperti Polri, OJK, industri perbankan, dan penyedia dompet digital, dapat menekan angka tersebut hingga separuhnya.
Meskipun judol terus menjadi masalah besar, PPATK mencatat tren penurunan pada 2024 berkat kolaborasi lintas sektor. Sejarah menunjukkan lonjakan signifikan sejak 2017.
Saat itu, perputaran uang judi online meningkat dari Rp2 triliun pada 2017 menjadi Rp15,7 triliun pada 2020. Kemudian mencapai Rp327 triliun pada 2023.
“Kami terus mempersempit ruang gerak pelaku judi online. Terutama untuk melindungi generasi muda. Ini adalah tanggung jawab bersama,” pungkasnya.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com