News . 26/11/2024, 14:27 WIB
fin.co.id – Dunia anak seharusnya dipenuhi dengan tawa, permainan, dan rasa aman. Namun, bagi ARO, seorang bocah berusia 9 tahun asal Subang, dunia itu berakhir tragis setelah diduga menjadi korban perundungan yang berujung pada kematian.
Tewasnya ARO, seorang siswa kelas tiga SD, mengungkapkan sisi kelam dari realitas dunia anak yang telah terpapar kekerasan dalam bentuk yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Pada 11 November 2024, ARO pulang ke rumah dengan tubuh penuh luka dan wajah yang susah dibuka matanya. Berbekal cerita dari mulut bocah malang ini, ia mengeluh sakit kepada keluarganya, muntah-muntah dan pusing.
"Kejadian 11 November 2024, korban mengeluh sakit berobat ke bidan dan mantri mengalami muntah-muntah dan sakit kepala Rabu 20 November dibawa ke RS," ujar Kasi Humas Polres Subang, AKP Edi Juhedi kepada disway, Selasa, 26 November 2024.
Dalam beberapa hari, Edi menceritakan bahwa tubuh ARO semakin lemah, hingga ia dibawa ke rumah sakit pada 20 November. Kejang-kejang yang dialaminya membuat keadaan semakin kritis, dan ARO akhirnya tak sadarkan diri.
Setelah enam hari dirawat di ICU, tubuh kecilnya tak lagi mampu bertahan. Sebuah nyawa yang hilang dalam keheningan, dengan pertanyaan yang menggantung: Mengapa?
Perundungan yang diduga dilakukan oleh kakak kelasnya, sebuah tindakan yang seharusnya tak pernah terjadi dalam lingkup pendidikan—menciptakan luka dalam yang tak hanya melukai fisik ARO, tetapi juga memutuskan masa depan yang seharusnya cerah.
Para pelaku yang seharusnya menjadi teladan justru memperlihatkan sisi gelap mereka, melukai sesama tanpa rasa kasihan.
Kepala Sekolah tempat ARO menuntut ilmu, yang sempat diduga abai terhadap insiden ini, akhirnya diberhentikan. Namun, itu tak cukup untuk mengembalikan apa yang telah hilang.
Kematian ARO menjadi simbol kegagalan sistem pendidikan yang seharusnya melindungi dan mendidik. Sebuah dunia yang penuh kebebasan, tetapi ternyata malah menyisakan duka yang mendalam.
Polres Subang sendiri menyatakan tengah mendalami kejadian yang menimpa bocah tersebut.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, mengungkapkan bahwa penyidik Reskrim Polres Subang sudah berada di lokasi untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Penyidik ada disana (Lokasi, red)," ungkapnya saat dikonfirmasi disway.
Upaya penanganan oleh Polres Subang itu diharapkan dapat memberi kejelasan atas tragedi yang mencuri nyawa seorang anak yang seharusnya masih bisa merasakan kebahagiaan masa kecil.
Namun, apa yang terjadi pada ARO adalah potret dari perundungan yang semakin marak di kalangan anak-anak dan remaja di Indonesia. Kasus ini bukanlah yang pertama, dan sayangnya mungkin juga bukan yang terakhir.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com