“Walau demikian, ada juga sejumlah kalangan di NU yang mendukung Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, apalagi ketua tim pemenangannya KH. Uma Wahid, adik Gus Dur, yang juga memiliki pengaruh di kalangan warga NU di Jateng,” ujarnya.
Persaingan yang ketat membuat pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin harus bekerja keras untuk meraih dukungan lebih luas. Salah satu langkah strategis mereka adalah melakukan silaturahmi dengan tokoh NU dan pesantren guna menyamakan visi pembangunan Jawa Tengah ke depan.
“Ahmad Luthfi dan Taj Yasin sudah melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh NU dan pesantren guna menyamakan visi pembangunan Jateng ke depan,” jelasnya lagi.
Basis dukungan utama pasangan ini terletak di wilayah Pantura Timur dan Barat, sementara di wilayah Semarang Raya dan Solo Raya, pasangan Andika-Hendi masih memiliki keunggulan.
Untuk menghadapi daerah-daerah yang belum sepenuhnya aman, seperti Banyumas dan Grobogan, mantan Presiden Jokowi juga turun tangan dalam kampanye.
“Di daerah yang masih belum aman untuk Ahmad Luthfi-Taj Yasin, kemudian Jokowi ikut turun, seperti di Banyumas yang masih menjadi zona perebutan. Kemarin, Jokowi ikut kampanye, termasuk juga di Grobogan yang masih dominan Andika,” bebernya.
Menurutnya, keterlibatan Jokowi dalam kampanye merupakan upaya untuk mengamankan suara di daerah-daerah yang krusial. Meski persaingan masih dinamis, Dr. Kholidul Adib menilai bahwa secara keseluruhan peluang pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin cukup besar.
Baca Juga
“Di atas kertas, hari ini peluang kemenangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin lebih besar,” ujarnya.
Namun, ia tetap mengingatkan bahwa politik selalu penuh kejutan, terutama di Jawa Tengah yang selama ini dikenal sebagai basis kuat PDI-P.
“Jika Andika-Hendi dapat memenangkan Pilgub Jateng, maka itu sebuah keajaiban,” tutupnya. (*)