fin.co.id - Bagi sebagian besar kita, mungkin sudah menjadi pengetahuan umum bahwa cahaya Bulan sebenarnya adalah pantulan sinar Matahari.
Namun, taukah kamu bahwa informasi ini sudah disebutkan dalam Alquran lebih dari 1400 tahun lalu?
Hal ini tertuang dalam QS. Al-Furqan: 61, yang menggambarkan Bulan sebagai "cahaya yang memantul" (dalam bahasa Arab disebut munir).
Yang menarik, sains baru bisa membuktikan secara ilmiah bahwa cahaya Bulan adalah pantulan pada abad ke-17.
Sebuah fakta yang benar-benar bikin kagum, kan?
Yuk, kita bahas lebih dalam tentang bagaimana sains akhirnya mengkonfirmasi kebenaran yang sudah disebutkan dalam kitab suci ini.
Cahaya Bulan dalam Alquran: Penjelasan yang Mendahului Zamannya
Baca Juga
Dalam QS. Al-Furqan: 61, disebutkan:
"Mahasuci Allah yang menciptakan gugusan bintang di langit dan menjadikan padanya lampu (Matahari) dan Bulan yang bercahaya."
Ayat ini mengisyaratkan bahwa cahaya Bulan berbeda dari cahaya Matahari.
Dalam Alquran, Matahari disebut sebagai siraj (pelita atau sumber cahaya), sedangkan Bulan disebut sebagai nur atau munir, yang bermakna cahaya yang dipantulkan.
Perbedaan ini sangat signifikan karena menunjukkan pemahaman kosmologi yang sangat maju untuk zaman itu.
Namun, bagaimana sains akhirnya membuktikan hal ini?
Dari Keyakinan Lama ke Penemuan Baru: Sains Membuktikan di Abad ke-17
Sebelum era modern, manusia memiliki banyak pandangan yang salah tentang Bulan.