Ayat berikut menjelaskan larangan bersekutu dengan mereka yang memusuhi Islam:
"إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ"
"Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan mereka sebagai sekutu (dalam persahabatan) yang memerangi kamu karena agama, mengusir kamu dari negerimu, dan membantu orang lain untuk mengusirmu. Barang siapa menjadikan mereka sebagai sekutu, maka mereka itulah orang-orang yang zalim."
(Al-Mumtahanah: 9)
Ayat ini relevan dengan keadilan Raja Najasyi yang melindungi kaum Muslim dari penganiayaan Quraisy.
2. Surah Maryam (19:16-36)
Surah ini mengisahkan kelahiran Nabi Isa AS, yang digunakan oleh Ja'far bin Abi Thalib saat berdialog dengan Raja Najasyi. Di antaranya:
Baca Juga
"وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ مَرْيَمَ إِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ أَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا"
"Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Kitab (Al-Qur'an), yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur."
(19:16)
Dan saat Maryam melahirkan Isa AS:
"فَأَتَتْ بِهِ قَوْمَهَا تَحْمِلُهُ ۖ قَالُوا يَا مَرْيَمُ لَقَدْ جِئْتِ شَيْئًا فَرِيًّا"
"Maka ia membawa (anak) itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Mereka berkata, 'Wahai Maryam! Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.'"
(19:27)
Raja Najasyi terharu mendengar ayat-ayat ini dan mengakui keselarasan ajaran Islam dan Kristen.