- Membalik-balik huruf atau kata
- Lambat dalam membaca
- Kesulitan memahami apa yang dibaca
- Menghindari kegiatan yang melibatkan membaca
Dampak Disleksia Jika Tidak Ditangani
Jika tidak ditangani sejak dini, disleksia bisa menyebabkan:
- Rendah diri: Anak merasa tidak mampu dan minder.
- Masalah perilaku: Seperti hiperaktif atau menarik diri.
- Kesulitan belajar: Sulit mengikuti pelajaran di sekolah.
- Kesulitan dalam kehidupan sehari-hari: Sulit memahami petunjuk dan label.
Pentingnya Deteksi Dini dan Intervensi Awal
Untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas, dr. Purboyo menekankan pentingnya deteksi dini.
"Kunci yang utama untuk kasus ini adalah early detection, kita tidak menunggu sampai usianya hingga tujuh tahun," ujarnya.
Kapan Waktu Ideal untuk Mendeteksi Disleksia?
Menurut dr. Purboyo, diagnosis disleksia sebaiknya ditegakkan sebelum anak berusia 5 tahun.
Baca Juga
Bahkan, idealnya diagnosis dilakukan pada periode kritis perkembangan bahasa anak, yaitu antara usia 2-5 tahun.
"Kalau bisa, diagnosa ini kata dr. Purboyo, dilakukan saat critical period anak-anak berbahasa, antara usia 2-5 tahun, sehingga kita bisa segera melakukan early intervention."
Mengapa Intervensi Dini Sangat Penting?
Intervensi dini sangat krusial karena otak anak masih dalam tahap perkembangan pesat.
Dengan penanganan yang tepat, anak dengan disleksia dapat mengembangkan strategi kompensasi dan mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami.
Apa yang Terjadi Jika Disleksia Tidak Diintervensi?
- Masalah Perilaku: Anak dengan disleksia yang tidak tertangani mungkin mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, sulit mengikuti aturan, dan menunjukkan perilaku agresif.
- Masalah Emosional: Kegagalan berulang dalam belajar dapat menyebabkan anak merasa frustasi, rendah diri, dan kehilangan motivasi.
- Kesulitan Akademik: Disleksia yang tidak teratasi dapat menghambat prestasi akademik anak secara signifikan.
Kesimpulan
Disleksia adalah kondisi yang dapat dikelola dengan baik jika dideteksi dan diintervensi sejak dini.