Badai PHK Masih Menghantui Industri Tekstil di Indonesia

fin.co.id - 26/10/2024, 21:59 WIB

Badai PHK Masih Menghantui Industri Tekstil di Indonesia

Ilustrasi Industri Tekstil di Tanah Air yang mulai pulih

fin.co.id - Selama beberapa tahun terakhir, industri tekstil di Indonesia terus menerus mengalami penurunan yang signifikan. 

Teranyar, perusahaan tekstil ikon yang telah menjadi kebanggaan industri tekstil nasional, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex, diumumkan telah pailit.

Ekonom sekaligus Dosen (UPN) 'Veteran' Jakarta Achmad Nur Nidayat menyebut, pailit-nya Sritex adalah puncak dari masalah yang telah lama mengintai. 

Menurut Achmad, situasi yang dialami Sritex bukan hanya masalah internal perusahaan, tetapi cerminan dari kesulitan yang dihadapi oleh industri tekstil secara keseluruhan di Indonesia.

"Industri garmen Indonesia sudah berada di bawah tekanan. Globalisasi, perubahan pola konsumsi, ketatnya persaingan internasional, dan pandemi COVID-19 telah memberikan dampak signifikan pada industri ini," ujar Achmad saat dihubungi oleh fin.co.id, pada Sabtu 26 Oktober 2024.

Penurunan yang terjadi di sektor industri tekstil ini juga membawa Indonesia kepada masalah lanjutan, yaitu fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Menurut Achmad,  PHK massal di sektor garmen bukan hanya masalah ekonomi tetapi juga sosial. 

"Ribuan pekerja yang kehilangan pekerjaan tidak hanya berpengaruh pada daya beli mereka, tetapi juga akan memengaruhi stabilitas sosial di kawasan industri yang sangat bergantung pada keberadaan perusahaan-perusahaan tekstil besar. Banyak dari pekerja yang terkena PHK adalah tulang punggung keluarga, dan jika mereka kehilangan penghasilan, dampaknya akan berlipat ganda," pungkas Achmad.

Selain itu, Achmad menambahkan, mayoritas pekerja di sektor garmen adalah perempuan, dan kehilangan pekerjaan dalam skala besar seperti ini akan memperburuk kesenjangan gender dalam tenaga kerja dan meningkatkan tingkat kemiskinan perempuan di Indonesia. 

"Ini adalah isu yang perlu dihadapi dengan serius, mengingat industri tekstil adalah salah satu sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia," tegas Achmad.

Badai PHK di sektor garmen, terutama dengan kepailitan Sritex, adalah sebuah krisis yang tidak bisa dianggap remeh. 

Dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh para pekerja yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga akan mengguncang industri tekstil secara keseluruhan. 

Prabowo Subianto, sebagai presiden terpilih, memiliki tanggung jawab besar untuk menavigasi Indonesia melalui krisis ini.

Menurut Achmad, industri ini memiliki potensi besar untuk tetap menjadi salah satu pilar penting ekonomi nasional, namun membutuhkan intervensi yang cepat dan tepat dari pemerintah untuk dapat bertahan dan berkembang di masa depan.

Khanif Lutfi
Penulis