Konflik Timur Tengah Meningkat, Ekonom Peringatkan Dampaknya pada Ekonomi Indonesia

fin.co.id - 06/10/2024, 07:42 WIB

Konflik Timur Tengah Meningkat, Ekonom Peringatkan Dampaknya pada Ekonomi Indonesia

Ilustrasi - Grafik Perekonomian Global (pexels-mikhail-nilov)

fin.co.id - Memanasnya ketegangan di Timur Tengah akibat serangan rudal antara Iran dan Israel menimbulkan kekhawatiran besar terhadap perekonomian global. Dampaknya tak hanya terbatas pada keamanan regional, tetapi juga menciptakan potensi gejolak di pasar energi yang berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi dunia.

Achmad Nur Hidayat, seorang ekonom sekaligus dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, menilai bahwa ketegangan yang terus meningkat ini dapat membawa implikasi serius bagi ekonomi global, termasuk Indonesia.

Dampak pada Pasar Energi dan Investasi

Achmad menjelaskan bahwa salah satu ancaman terbesar adalah kemungkinan terganggunya pasokan minyak, terutama melalui Selat Hormuz, jalur strategis bagi transportasi minyak global. "Jika terjadi gangguan di jalur ini, maka suplai minyak dunia bisa terganggu, yang berpotensi mendorong lonjakan harga minyak global," ujarnya, dikutip Minggu, 6 Oktober 2024.

Selain itu, ketidakpastian geopolitik yang disebabkan oleh konflik ini dapat menimbulkan reaksi negatif di pasar keuangan global.

Achmad menyoroti bahwa investor cenderung menarik modal mereka dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, ketika ketidakpastian meningkat.

"Penarikan modal asing akan memicu depresiasi nilai tukar rupiah, serta meningkatkan biaya pinjaman luar negeri," katanya.

Kondisi ini, lanjut Achmad, bisa memperburuk defisit transaksi berjalan dan memperlambat pemulihan ekonomi nasional.

Volatilitas di Pasar Keuangan

Achmad juga mengingatkan bahwa ketidakstabilan pasar keuangan internasional dapat menyebabkan volatilitas di pasar saham Indonesia.

Aksi jual saham di bursa domestik, yang dipicu oleh sentimen global, dapat menurunkan tingkat investasi dalam negeri.

Hal ini berpotensi memperlambat laju pemulihan ekonomi Indonesia pasca-pandemi, mengingat negara ini masih sangat bergantung pada investasi asing.

Langkah Strategis Pemerintah

Untuk mengantisipasi dampak buruk dari konflik ini, Achmad menekankan pentingnya langkah-langkah strategis yang harus diambil oleh pemerintah Indonesia.

Salah satunya adalah menjaga cadangan devisa yang kuat untuk menghadapi volatilitas di pasar valuta asing. "Intervensi yang tepat di pasar valuta asing akan membantu menjaga stabilitas rupiah dan mencegah depresiasi yang berlebihan," jelasnya.

Lebih lanjut, Achmad merekomendasikan peningkatan diplomasi energi dengan negara-negara penghasil minyak di luar Timur Tengah, seperti Rusia, Kanada, dan negara-negara di Amerika Latin.

Diversifikasi sumber energi ini penting untuk menjaga stabilitas pasokan energi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia diharapkan dapat memitigasi dampak buruk dari konflik Timur Tengah terhadap perekonomian nasional, menjaga stabilitas ekonomi, dan memperkuat pemulihan pasca-pandemi. (DSW/BIA)

Sigit Nugroho
Penulis