Diet Ketat vs Diet Santai, Mana yang Lebih Efektif untuk Turunkan Berat Badan?

fin.co.id - 30/09/2024, 23:20 WIB

Diet Ketat vs Diet Santai, Mana yang Lebih Efektif untuk Turunkan Berat Badan?

fin.co.id - Dalam dunia diet, ada dua pendekatan yang paling umum dikenal: diet ketat dan diet santai.

Keduanya memiliki penggemarnya masing-masing, namun mana yang lebih efektif untuk menurunkan berat badan?

Mari kita bahas secara mendalam perbedaan kedua metode diet ini dan lihat mana yang lebih baik untuk kesehatan jangka panjang.

Diet Ketat

Mengurangi Kalori Secara Drastis Diet ketat biasanya melibatkan pengurangan kalori yang sangat ketat dalam periode waktu tertentu.

Contoh diet ketat yang populer adalah diet rendah karbohidrat seperti Keto, atau diet cairan di mana hanya makanan cair yang dikonsumsi.

Diet jenis ini cenderung memberikan hasil yang cepat dalam menurunkan berat badan, karena asupan kalori yang sangat terbatas membuat tubuh membakar lemak dengan cepat.

Kelebihan diet ketat adalah penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat. Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan.

Diet ketat yang dilakukan dalam jangka panjang bisa menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi penting, serta meningkatkan risiko gangguan metabolisme.

Tidak jarang, setelah berhenti dari diet ketat, berat badan justru naik kembali karena tubuh menyesuaikan metabolisme untuk menyimpan lebih banyak lemak.

Diet Santai

Pendekatan Lebih Fleksibel Sebaliknya, diet santai mengacu pada pendekatan yang lebih fleksibel, di mana tidak ada aturan ketat mengenai jumlah kalori atau jenis makanan yang harus dihindari.

Fokus dari diet ini adalah makan secara seimbang dengan porsi yang cukup, serta tetap mengonsumsi semua kelompok makanan namun dalam batasan yang sehat.

Contoh dari diet ini adalah pola makan mediterania atau diet seimbang yang fokus pada whole food.

Keunggulan dari diet santai adalah keberlanjutannya. Karena tidak terlalu ketat, diet ini lebih mudah diikuti dalam jangka panjang, serta lebih ramah untuk kesehatan mental.

Brigita
Penulis