fin.co.id – Tragedi memilukan menimpa Nia Kurnia Sari, seorang gadis berusia 18 tahun yang dikenal sebagai penjual gorengan di Padang Pariaman. Nia, yang baru-baru ini ditemukan tewas dalam keadaan tragis, meninggalkan duka mendalam dan kisah hidup yang penuh perjuangan dan kehebatan.
Nia bukan hanya seorang penjual gorengan yang berjuang keras untuk menghidupi keluarganya. Dia adalah sosok yang memiliki prestasi gemilang dalam hidupnya, meski harus menghadapi berbagai kesulitan. Di balik kesederhanaannya sebagai pedagang gorengan, tersimpan kisah seorang juara yang sangat menginspirasi.
Sebagai atlet silat, Nia pernah meraih juara 1 tingkat Provinsi dan bahkan telah memegang sabuk cokelat. Kepiawaiannya dalam silat tidak hanya tercermin dari prestasi pribadinya, namun juga dari dedikasinya dalam melatih silat di sekolah-sekolah, menunjukkan betapa besar semangat dan bakat yang dimilikinya.
Namun, perjalanan hidup Nia tidaklah mudah. Sejak duduk di bangku sekolah, Nia sudah merasakan beratnya kehidupan. Selain menjual gorengan, dia pernah bekerja sebagai sopir ojek dan kuli panggul, semuanya demi membantu ekonomi keluarganya dan menabung untuk melanjutkan pendidikan. Uang hasil jerih payahnya tidak hanya digunakan untuk biaya kuliah, tetapi juga untuk memperbaiki rumah yang rusak dan memenuhi kebutuhan keluarga.
Baca Juga
- HEBOH! Sekelompok Pemuda Jogetin Jenazah Temannya dengan Musik DJ
- Detik-detik Wisatawan Medan Hilang Digulung Ombak di Pantai Tulungagung
Sosok Nia juga dikenal sangat berprestasi di bidang akademik. Wali kelasnya, Reni Fatma Yunita, mengenang Nia sebagai siswa yang selalu masuk dalam peringkat 1-6 di kelas. Bahkan, saat kelas X SMA, Nia pernah menjadi juara. “Nia adalah siswa yang berprestasi, meski sering terlambat karena harus berjualan gorengan pagi-pagi. Dia selalu meminta izin dan rela dihukum dengan membersihkan kelas,” kenang Reni, dilansir Tribunnews.
Reni juga menceritakan betapa Nia tidak pernah menyepelekan pelajaran akademisnya, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu. “Nia selalu membantu teman-temannya yang kesulitan. Dia sering memberikan jajan kepada mereka, tanpa pernah meminta bantuan atau merasa kurang. Dari hasil jualan gorengannya, Nia bahkan sudah bisa membeli perhiasan sendiri,” tambah Reni dengan nada penuh penghargaan.
Namun, di balik semua pencapaian dan dedikasi tersebut, Nia harus menghadapi akhir hidup yang sangat menyedihkan. Kematian Nia meninggalkan rasa kehilangan yang mendalam bagi keluarga dan semua yang mengenalnya. Kebenaran tentang kematiannya yang tragis semakin mempertegas betapa besar penderitaan yang dialaminya di saat-saat terakhir hidupnya.
Kisah hidup Nia Kurnia Sari adalah sebuah pengingat akan keteguhan dan keberanian seorang gadis muda yang menghadapi berbagai tantangan hidup dengan penuh semangat. Meskipun kehidupannya diakhiri dengan cara yang sangat memilukan, warisan prestasi dan kebaikan hatinya akan selalu dikenang.
"Dia pas SMA sudah nabung, cincin emas sudah di tangannya," kata Reni.
Baca Juga
- Viral Tim Medis di Pertandingan Sepakbola Tarkam, Bonceng 3 Menuju Klinik Terdekat
- Viral Warganet Bagikan Momen Genangan Air di Jakarta Utara Akibat Penurunan Tanah
Reni pun menangis mengenang sosok siswinya itu.
Ia berharap pelakunya segera ditangkap dan diberi hukuman setimpal.
"Harapan saya pelakunya segera ditangkap, karena saya sendiri tidak iklas, anak yang begitu baik dibikin keji seperti ini. Segeralah ditangkap dan dihukum seberat-beratnya," kata Reni sambil menangis.
Nia Kurnia Sari Jadi Tukang Ojek
Sementara itu sahabat Nia, Yuka menceritakan perjuangan gadis penjual gorengan saat berjualan.
Kepada Yuka, Nia kerap bercerita kalau dirinya sering dijahili sekelompok orang saat jualan.
"Diganggu mungkin gak ada, cuma dia bilang, yang dia malaskan itu misal dia lagi jalan terus ada gerombolan orang bilangnya mau beli tapi gak jadi beli, tapi buat diganggu hal-hal mesum gak pernah," kata Yuka.
Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq