fin.co.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan menguat pada pekan ini, berkat sentimen positif dari potensi pemotongan suku bunga Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang diperkirakan akan diumumkan pada September.
Menurut Hans Kwee, praktisi pasar modal dan dosen Magister Ekonomi di Universitas Atma Jaya dan Universitas Trisakti, data inflasi PCE (Personal Consumption Expenditures) Amerika Serikat menunjukkan hasil sesuai perkiraan pasar, yang mendukung prospek pemotongan suku bunga.
"Data Amerika menunjukkan bahwa ekonomi AS kemungkinan besar akan mengalami soft landing," ujar Hans dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin 2 September 2024.
Probabilitas bahwa The Fed akan mengurangi suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September meningkat, memicu optimisme di pasar saham. Di sisi lain, penurunan inflasi di zona euro juga membuka peluang ECB untuk melakukan pemotongan suku bunga lebih lanjut.
"Kebijakan pemotongan suku bunga oleh bank sentral global ini diharapkan dapat meningkatkan minat pada surat utang negara berkembang dan memberikan dukungan pada mata uang negara berkembang," jelas Hans.
Namun, ekonomi China diperkirakan masih mengalami tekanan dengan data manufaktur yang berada di bawah batas 50 poin, menandakan kondisi kontraksi. Selain itu, fluktuasi harga minyak pekan lalu akan dipengaruhi oleh keputusan anggota OPEC+ terkait pasokan.
Obligasi Indonesia tetap menarik bagi investor, berkat imbal hasil yang kompetitif dan rendahnya porsi kepemilikan asing dibandingkan dengan periode sebelum pandemi COVID-19.
Baca Juga
Pelaku pasar juga menunggu data inflasi Indonesia yang dijadwalkan keluar hari ini, Senin, serta laporan tenaga kerja AS yang diperkirakan menunjukkan pasar tenaga kerja tetap kuat dengan potensi penurunan angka pengangguran.
IHSG, yang dalam seminggu terakhir telah menguat dari level 7.448 ke 7.670, naik 182 poin atau 2,4 persen, diperkirakan akan mengalami konsolidasi penguatan dengan support di level 7.581-7.460 dan resistance di rentang 7.715-7.800.
Saham BBNI, MAPA, BREN, JSMR, BMRI, dan EXCL Direkomendasikan Analis Hari ini
IHSG diperkirakan akan melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan hari ini, setelah akhir pekan lalu ditutup menguat 0,57 persen di level 7.670. Penguatan IHSG pada Jumat 30 Agustus 2024 didorong oleh kenaikan 310 saham, sementara 274 saham mengalami penurunan dan 207 saham tidak berubah. Nilai transaksi akhir pekan lalu melonjak menjadi Rp26,74 triliun, meningkat signifikan dari Rp13,38 triliun sehari sebelumnya.
Menurut analisis Tim Riset PT CGS International Sekuritas Indonesia, penguatan bursa Wall Street menjadi sentimen positif bagi IHSG. Akhir pekan lalu, Dow Jones ditutup menguat 0,55%, S&P 500 naik 1,01 persen, dan Nasdaq melonjak 1,13 persen.
"IHSG diprediksi akan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat, dengan level support di posisi 7.625 dan 7.580, serta resistance di 7.720 dan 7.765," ungkap Tim Riset CGS International Sekuritas dalam laporan mereka untuk perdagangan hari ini.
Investor asing juga memberikan kontribusi positif dengan mencatatkan net foreign buy sebesar Rp1,11 triliun di pasar reguler BEI pada Jumat, dan total Rp11,21 triliun di seluruh pasar.
Meskipun demikian, IHSG kemungkinan akan menghadapi sentimen negatif awal pekan ini akibat koreksi harga pada beberapa komoditas utama seperti minyak mentah, emas, nikel, tembaga, dan gas alam.
Untuk perdagangan hari ini, Tim Riset CGS International Sekuritas merekomendasikan investor untuk mengakumulasi pembelian saham pada BBNI, MAPA, BREN, JSMR, BMRI, dan EXCL.