Nasional . 30/08/2024, 11:03 WIB

[Editorial] Anies Baswedan: Politik Sat set dalam Arena Pilkada 2024 – Antara Lobi, Intrik, hingga Skandal Partai

Penulis : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

Oleh: Sigit Nugroho, Redaktur fin.co.id

PILKADA Serentak 2024 semakin mendekat, dan hiruk pikuk politik yang mengitarinya semakin sengit. Salah satu tokoh yang paling ramai dibicarakan adalah Anies Baswedan, mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini sibuk melakukan lobi politik untuk kembali menduduki kursi gubernur. Dalam perjalanan menuju pencalonannya, strategi licik dan skema politik di balik layar menggambarkan betapa kerasnya persaingan politik di Indonesia.

Anies Baswedan, dengan segala prestasi dan kontroversinya, kini terjun ke dalam kancah politik yang penuh intrik dan persaingan. Langkah pertamanya adalah mencari dukungan dari partai-partai besar. Dimulai dari Nasdem, Anies memulai manuvernya dengan serangkaian pertemuan dan diskusi.

Meski Nasdem pernah menyatakan dukungannya untuk Anies, masalah internal dan pertentangan internal partai menyebabkan ketidakpastian. Kasak-kusuk di internal Nasdem menunjukkan bahwa dukungan tersebut tidak sepenuhnya solid dan bergantung pada keseimbangan kekuasaan di dalam partai.

Langkah selanjutnya, PKS, menjadi arena baru bagi Anies. PKS, dengan basis dukungan Islam yang kuat, dianggap sebagai kunci penting untuk Anies. Namun, upaya Anies untuk meraih dukungan di PKS juga tidak mulus.

Adanya perpecahan internal dan perbedaan pandangan strategis membuat Anies harus berjuang keras untuk mendapatkan dukungan resmi dari PKS. Dalam upayanya, Anies tampaknya menghadapi penolakan dari beberapa faksi di PKS yang merasa ragu akan kelayakan dan kesesuaiannya dengan visi partai.

Tidak berhenti di situ, Anies kemudian mengalihkan perhatiannya ke PDIP, partai besar dengan basis dukungan luas di berbagai daerah. PDIP, yang dikenal dengan kepemimpinan yang kuat dan strategi politik yang matang, menjadi sasaran berikutnya dalam rangkaian lobi Anies.

Namun, persaingan di PDIP juga tidak kalah sengit. Ada berbagai kepentingan dan calon-calon lain yang juga ingin mendapatkan dukungan partai. Anies harus menghadapi tantangan berat, baik dari calon lain maupun dari pimpinan partai yang mungkin tidak sepenuhnya mendukungnya.

Kehadiran Anies di tiga partai besar ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika politik menjelang Pilkada 2024. Upaya Anies untuk dicalonkan sebagai Bacagub menggambarkan permainan politik yang tidak hanya melibatkan tawar-menawar dan pertemuan, tetapi juga berbagai intrik dan kesepakatan di balik layar. Pertanyaan yang kini muncul adalah, seberapa efektif strategi politik Anies dan seberapa besar dukungan yang akan dia terima dari partai-partai ini?

Pilkada Serentak 2024 bukan hanya tentang siapa yang akan menjadi gubernur, tetapi juga tentang bagaimana proses politik dan strategi di balik layar membentuk wajah demokrasi kita.

Anies Baswedan, dengan segala upayanya, menjadi simbol dari dinamika politik yang intens dan penuh tantangan ini. Saat kita menyambut Pilkada mendatang, satu hal yang pasti: hiruk-pikuk politik dan permainan strategis akan terus mewarnai perjalanan menuju pemilihan, dan Anies Baswedan akan tetap menjadi pusat perhatian. (*)

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com