fin.co.id - Penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov, telah mengejutkan dunia teknologi dan memicu berbagai spekulasi tentang masa depan aplikasi pesan instan populer ini.
Telegram, yang dikenal dengan fitur keamanan dan privasi yang kuat, telah menjadi pilihan utama bagi jutaan pengguna di seluruh dunia yang mengutamakan privasi dalam komunikasi mereka.
Namun, dengan penangkapan Durov, muncul pertanyaan besar tentang kelanjutan Telegram dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi pengguna setia aplikasi tersebut.
Menurut laporan dari stasiun televisi Prancis TF1, penangkapan ini diduga terjadi karena Telegram sering digunakan sebagai saluran komunikasi dalam berbagai kasus kriminal.
Platform ini dianggap kurang memiliki sistem moderasi konten yang memadai dan dianggap tidak cukup kooperatif dalam bekerja sama dengan pihak berwenang.
Memang, Telegram dikenal sebagai platform pesan instan yang sangat mengutamakan keamanan dan privasi pengguna melalui enkripsi tingkat tinggi.
Namun, keunggulan ini kerap disalahgunakan oleh oknum tertentu untuk menyembunyikan aktivitas ilegal seperti peredaran narkoba, pornografi, hingga pencucian uang.
Baca Juga
Kabarnya, Pavel Durov, pendiri Telegram, dijadwalkan untuk menghadapi pengadilan pada Minggu, 25 Agustus 2024.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak Telegram atau otoritas Prancis terkait situasi ini. Namun, penangkapan ini menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan Telegram di Prancis.
Beberapa kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat dari penangkapan ini. Skenario paling ringan adalah Telegram mungkin diwajibkan membayar denda.
Selain itu mungkin platform tersebut akan dipaksa untuk menyesuaikan kebijakan mereka. Dalam skenario terburuk, Telegram bisa saja dilarang beroperasi di negara tersebut.
Kasus ini juga mengingatkan bahwa Telegram sebelumnya pernah menghadapi ancaman pemblokiran di Indonesia karena maraknya distribusi konten pornografi dan pelanggaran hak cipta di platform tersebut.
Keputusan yang diambil di Prancis bisa saja memicu negara-negara lain untuk mempertimbangkan tindakan serupa.
Kita tunggu perkembangan selanjutnya untuk melihat bagaimana nasib Telegram di masa depan.