Ada Preman Berpakaian PKB, Cak Imin: Kalau Kalian Kader NU, Jangan Jadi Kader NU yang Pengecut

fin.co.id - 25/08/2024, 16:17 WIB

Ada Preman Berpakaian PKB, Cak Imin: Kalau Kalian Kader NU, Jangan Jadi Kader NU yang Pengecut

Muhaimin Iskandar menyikapi adanya dinamika yang terjadi di luar area Muktamar PKB di Nusa Dua, Bali pada 24-25 Agustus 2024. - Ayu Novita -

fin.co.id - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2024-2029 Muhaimin Iskandar menyikapi adanya dinamika yang terjadi di luar area Muktamar PKB di Nusa Dua, Bali pada 24-25 Agustus 2024. 

Dia menduga ada pihak-pihak yang mencoba menganggu jalannya Muktamar yang telah berjalan baik, dengan mengirimkan sekelompok preman beridentitas PKB. 

Meski begitu, gangguan itu telah berhasil diamankan oleh gabungan aparat kepolisian dan polisi tradisional Bali (pecalang). 

"Kalau kalian orang baik, datanglah dengan baik-baik tanpa harus mengirim preman. Kalau kalian orang baik, jadilah orang gentle, tunjukkan muka kalian. Kalau kalian kader NU, jangan jadi kader NU yang pengecut," kata Cak Imin dalam penutupan Muktamar PKB 2024 pada Minggu, 25 Agustus 2024. 

Cak Imin mengapresiasi kinerja aparat keamanan yang sigap mengamankan pelaksanaan Muktamar PKB ini. 

Ia juga berterima kasih atas peran raja-raja Bali yang turut menjaga keamanan sehingga suasana tetap kondusif. 

"Makanya kemarin ada preman berpakaian PKB ingin masuk merangsek ke sini, bukan kami yang menghadang, tapi pecalang-pecalang Bali. Alhamdulillah diatasi amat sangat cepat," ujar dia. 

"PKB adalah kekuatan yang dijaga oleh konstitusi negara, yang menggganggu PKB berarti mengganggu konstitusi negara dan merusak independesi PKB berhadapan dengan institusi negara," lanjutnya. 

Cak Imin sekaligus menekankan bahwa PKB meski kelahirannya terkait dengan PBNU, namun partai berlambang bola dunia itu kini merupakan milik semua kelompok agama, suku, dan latar belakang. 

"Semua menyatakan bahwa PKB harapan persatuan dan kesatuan Indonesia. PKB kekuatan pilar bangsa yang menjaga indonesia tetap damai, tetap tentram, tetap menjaga nilai-nilai luhur berbangsa dan bernegara," ujar dia. (Ayu)

Khanif Lutfi
Penulis