"Coffee consumption and risk of type 2 diabetes mellitus: a systematic review and meta-analysis" (2013) oleh Li Y, et al.
"Dose-dependent association of coffee consumption with incidence of type 2 diabetes: a cohort study" (2014) oleh van Dam RM, et al.
2. Studi Intervensi:
"Effect of coffee consumption on glucose tolerance and insulin sensitivity in type 2 diabetic patients: a randomized controlled trial" (2007) oleh Tonstad S, et al.
"Coffee consumption and incidence of type 2 diabetes mellitus in the Malmö Diet and Cardiovascular Intervention Study" (2004) by Lindström J, et al.
"Coffee consumption and risk of type 2 diabetes in a prospective cohort of Finnish men and women" (2005) by Voutilainen M, et al.
3. Mekanisme Kerja:
Baca Juga
"Coffee consumption and its impact on insulin sensitivity and glucose metabolism" (2016) by Felig JK, et al.
"Coffee and inflammation: potential mechanisms for protection against type 2 diabetes" (2013) by Esposito F, et al.
"The role of gut microbiota in type 2 diabetes: potential benefits of coffee consumption" (2018) by Yang Q, et al.
Kesimpulan
Jadi, secangkir kopi ternyata bukan hanya sekadar minuman penghilang dahaga, tapi juga bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat.
Dengan memahami cara kerja kopi dan memilih jenis kopi yang tepat, kita bisa mendapatkan manfaat maksimal dari minuman kesukaan kita.
Penting untuk diingat: Konsultasikan dengan dokter sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan atau gaya hidup, terutama jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu.
