Ekonomi . 14/08/2024, 14:53 WIB

[Untold Story] Eks Menteri Jokowi Ungkap Soal Pembatalan/Penundaan Rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda, Lalu Berpaling ke IKN

Penulis : Sigit Nugroho
Editor : Sigit Nugroho

Oleh: Sigit Nugroho, Redaktur fin.co.id

PEMBANGUNAN jembatan selat Sunda yang akan menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera, sudah mengemuka sejak era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda itu sejalan dengan rencana pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ketika itu.

Penulis masih ingat betul, saat itu Menko Perekonomian dipimpin oleh Hatta Rajasa, dan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Semuanya berjibaku untuk menggolkan JTTS, yang pada saat itu gagal ditenderkan karena IRR (Internal Rate of Return), bahasa yang sering diucapkan Hatta Rajasa, atau balik modal nya cukup sulit.

Singkat cerita, akhirnya diputuskan pembangunan JTTS dilakukan dengan skema penugasan kepada BUMN, yang dalam hal ini diterima oleh Hutama Karya, lalu diterbitkan Peraturan Presiden No. 100 Tahun 2014 yang kemudian diubah dengan Peraturan Presiden No. 117 Tahun 2015 sebagai dasar hukumnya.

Kembali lagi ke soal Jembatan Selat Sunda atau JSS, ketika itu, hitung-hitungan kasar soal rencana pembangunan jembatan terpanjang di Indonesia itu sudah ada. Kira-kira bakal menghabiskan anggaran sekitar Rp225 triliun.

Meski demikian, hingga akhir masa jabatan Presiden SBY, proyek ambisius JSS tak juga terlaksana. Bahkan, di periode pertama Presiden Jokowi, rencana JSS itu langsung mental.

Penulis sangat ingat betul, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Andrinof Chaniago ketika itu membeberkan bahwa, jika proyek JSS dijalankan, bukan tidak mungkin hal itu akan diprotes warga Indonesia Timur, karena pembangunan itu tak berkeadilan.

Penulis masih ingat betul, saat itu Andrinof Chaniago, Kepala Bappenas, berulang kali menyampaikan bahwa proyek JSS tidak sesuai dengan visi pemerintahan Jokowi dengan Nawacitanya.

Setelah lebih dari 8 tahun berlalu, kali ini penulis berkesempatan untuk bertemu kembali dengan eks Menteri PPN/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago dalam acara peluncuran buku "9 Alasan dan 8 Harapan Memindahkan Ibu Kota", yang ditulis eks Kepala Bappenas itu di Auditorium Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024.

Dalam kesempatan ini, Andrinof dengan gamblang menceritakan detik-detik batalnya pembangunan JSS, hingga berubah menjadi pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN.

"Mengapa Anda dulu menolak Jembatan Selat Sunda yang Anda sebut mengeluarkan biaya Rp225 triliun dan tak berkeadilan bagi warta Indonesia Timur, namun saat itu pula justru Anda mendorong agar pemindahan Ibu Kota jadi dilaksanakan, meskipun biayanya jauh lebih besar ketimbang membangun JSS?." tanya penulis kepada Andrinof.

Dengan gamblang, Andrinod pun menjelaskan, Untold Story di balik batalnya JSS, namun berlanjut ke IKN.

"Ada 4 alasan mengapa Jembatan Selat Sunda itu harus ditunda," kata Andrinof menjawab pertanyaan penulis. Ia pun lalu merinci, apa saja hal-hal yang menjadi penyebab pembangunan JSS ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan, dan beralih ke IKN.

"Pertama, visinya presiden adalah membangun ke timur, luar Jawa. Dan Jembatan Selat Sunda ini di jantung kita, investasinya gak imbang,"

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com