fin.co.id - Hari Hepatitis Sedunia yang diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Juli sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi bagi masyarakat dalam upaya pencegahan dan eliminasi infeksi virus hepatitis. Lantas bagaimana tema, makna dan pentingnya hari Hepatitis Sedunia tahun 2024 ini, berikut ini rangkuman perbincangan dengan Prof. Maksum Radji, Guru Besar Prodi Farmasi FIKES, Universitas Esa Unggul Jakarta.
Prof Maksum menyampaikan, dipilihnya tanggal tanggal 28 Juli ini untuk memberikan penghargaan kepada Dr Baruch Samuel Blumberg atas penemuan virus Hepatitis B dan pengembangan vaksin hepatitis yang selama ini telah digunakan dalam upaya pencegahan infeksi virus hepatitis B. Hari ini juga merupakan momentum untuk mengevaluasi perjuangan melawan hepatitis, guna mendorong komitmen yang lebih kuat di tingkat lokal, nasional, dan internasional untuk memerangi ancaman penyakit ini yang terus meningkat.
Prof Maksum menjelaskan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan lebih dari 350 juta orang di seluruh dunia yang mengiadap penyakit hepatitis B atau C kronis. Sayangnya, jutaan orang masih belum terdiagnosis, sehingga menghambat pengobatan yang tepat waktu dan berpotensi dapat menularkan virus hepatitis kepada orang lain tanpa disadari.
Hepatitis virus merupakan penyebab kematian penyakit menular terbanyak kedua di dunia, dengan 1,3 juta kematian per tahun. Dari jumlah tersebut, 83% disebabkan oleh hepatitis B dan 17% oleh hepatitis C. Kasus hepatitis di Indonesia diperkirakan sekitar 20 juta orang dengan prevalensi tertinggi adalah hepatitis B.
Tema Hari Hepatitis Sedunia tahun 2024
Prof. Maksum menjelaskan bahwa tema Hari Hepatitis Sedunia tahun ini adalah, “Hepatitis Can’t Wait,” atau “Hepatitis Tidak Bisa Menunggu”. Tema ini dipilih untuk menekankan kebutuhan mendesak untuk mempercepat upaya diagnosis, pengobatan, dan pencegahan.
Maknanya adalah agar kita dapat melakukan tindakan segera untuk menyelamatkan nyawa, mengurangi infeksi baru, serta meningkatkan akses untuk perawatan dan pengobatan hepatitis.
Baca Juga
Lantas apa yang dimaksud dengan penyakit hepatitis?
Menjawab pertanyaan ini, Prof. Maksum menjelaskan bahwa hepatitis adalah penyakit berupa peradangan pada organ hati. Kondisi ini bisa terjadi karena infeksi virus, kebiasaan minum alkohol, paparan zat toksik atau obat-obatan tertentu.
“Sebagian besar hepatitis disebabkan oleh infeksi virus hepatitis tipe A, B, C, D, dan E. Meskipun semua tipe virus hepatitis dapat menyebabkan hepatitis, namun masing-masing berbeda dalam cara penularan, tingkat keparahan penyakit, distribusi geografis, dan cara pencegahannya. Beberapa kasus infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya. Sedangkan infeksi virus hepatitis B dan C dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis hati dan kanker hati," paparnya.
Prof. Maksum menambahkan, masing-masing tipe virus hepatitis memiliki cara penularan yang berbeda. Virus hepatitis A terutama ditularkan melalui makanan dan air yang terkontaminasi. Virus hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah dan sperma atau cairan tubuh lainnya. Virus hepatitis C dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi.
Virus hepatitis D ditularkan secara bersamaan atau koinfeksi dengan virus hepatitis B. Koinfeksi antara virus hepatitis D dan virus hepatitis B ini dapat memperburuk perjalanan penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Sedangkan virus hepatitis E, terutama ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi yang dapat menyebabkan penyakit hepatitis akut, terutama pada wanita hamil.
“Adapun gejala penyakit hepatitis umumnya mencakup satu atau lebih dari beberapa gejala, antara lain air seni berwarna gelap, feses berwarna pucat, diare, lelah, demam, nyeri sendi, kehilangan selera makan, mual, sakit perut, muntah, kulit atau mata berwarna kekuningan. Bila penyakit ini berkembang menjadi parah dan kronis maka dapat terjadi pembesaran hati atau hepatomegali, sirosis hati dan kanker hati,” urainya.
Lebih lanjut Prof. Maksum menjelaskankan bahwa diagnosis hepatitis berperan penting untuk ditegakkan. Selain melalui pemeriksaan klinis juga perlu ditunjang dengan pemeriksaan laboratoriun untuk memastikan penyebab hepatitis.
“Beberapa uji yang biasanya dilakukan antara lain adalah, uji fungsi hati untuk memeriksa kadar protein atau enzim dalam darah, yang dapat menunjukkan kerusakan pada hati, uji antibodi terhadap virus hepatitis untuk mengetahui jenis antibodi virus hepatitis dalam darah dan menentukan apakah hepatitis bersifat akut atau kronis. Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui jenis kelainan pada organ hati, seperti kerusakan hati, pembesaran hati, atau tumor hati, serta biopsi hati, untuk menentukan penyebab kerusakan pada jaringan hati," jelasnya.