Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang dari Retribusi Sampah Capai Miliaran, BPKAD: Nggak Tau Dipakai Untuk Apa aja!

fin.co.id - 30/07/2024, 12:39 WIB

Pendapatan Daerah Kabupaten Tangerang dari Retribusi Sampah Capai Miliaran, BPKAD: Nggak Tau Dipakai Untuk Apa aja!

Dokumentasi Pemerintah Kabupaten Tangerang Saat Meninjau TPA Jatiwaringin - Rikhi Ferdian

fin.co.id -  Capaian pendapatan daerah dari retribusi jasa umum Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Tangerang periode Januari sampai Juni 2024 mencapai lebih dari Rp2,5 miliar dari pagu anggaran sebesar Rp4,8 miliar.

Berdasarkan laporan realisasi anggaran transaksi tahun anggaran 2024 yang dikeluarkan Badan Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Tangerang, pendapatan dari retribusi jasa umum DLHK tersebut paling besar berasal dari retribusi pelayanan sampah sebesar Rp2.042.675.800.

Sementara, sisanya berasal dari retribusi jasa usaha yakni pemakaian kekayaan daerah dan retribusi pemakaian laboratorium sebesar Rp544.452.125

Plt Kepala Bidang Perbendaharaan pada BPKAD Kabupaten Tangerang, Tatang mengungkapkan, terkait capaian retribusi tersebut pihaknya hanya menerima pelimpahan kas daerah setelah dilakukan rekonsiliasi realisasi peneriman pendapatan daerah per tiga bulan.

"Sampai Juni 2024 dari retribusi sampah dan jasa usaha itu sudah sekitar Rp2,5 miliar. Kalau rinciannya dari setiap UPT itu nilainya berapa itu DLHK yang lebih tau, karena kami hanya menerima pelimpahan kas daerah dari Bapenda saja," ungkapnya, Selasa 30 Juli 2024.

Ia menjelaskan, BPKAD hanya mengurusi soal kas daerah saja. Termasuk hasilnya akan digunakan untuk apa, kata dia, hal itu merupakan kewenangan bidang anggaran dalam hal ini tim anggaran pemerintan daerah (TAPD).

Meski begitu ia tak menampik pendapatan daerah dari retribusi sampah yang masuk ke kas daerah nilainya cukup besar mencapi Rp4 miliar lebih setiap tahunnya.

"Uangnya mah nggak kemana-mana ada di kita (BPKAD) tapi nantinya digunakan untuk apa itu bidang anggaran (TPAD) yang bagi-bagi untuk apa saja. Kita nggak tahu digunakan untuk apa aja," kata dia.

Rikhi Ferdian
Penulis