Sudah Bayar Seragam Rp1,7 Juta dan Sudah Selesai MPLS, 36 Siswa SMKN 1 Tambun Utara Malah Dikeluarkan, Ortu Protes!

fin.co.id - 24/07/2024, 21:59 WIB

Sudah Bayar Seragam Rp1,7 Juta dan Sudah Selesai MPLS, 36 Siswa SMKN 1 Tambun Utara Malah Dikeluarkan, Ortu Protes!

Orang Tua siswa SMKN 1 Tambun Utara melakukan aksi unjuk rasa di depan sekolah, usai anak-anak mereka dikeluarkan dari sekolah. (Net)

fin.co.id - Sejumlah 36 siswa SMKN 1 Tambun Utara Bekasi terpaksa harus menahan malu dan merasa kecewa. Bagaimana tidak, mereka yang sebelumnya diterima di sekolah negeri melalui jalur prestasi itu, malah dikeluarkan dari sekolah.

Puluhan orang tua siswa SMKN 1 Tambun Utara itu pun meradang, sebab, mereka mengaku sudah membayar lunas uang seragam sekolah senilai Rp1,7 juta.

Tak hanya itu saja, bahkan 36 siswa SMKN 1 Tambun Utara itu sudah mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) selama sepekan, sebelum akhirnya malah dikeluarkan.

Orang tua siswa SMKN 1 Tambun Utara yang sudah terlanjur kesal itu, meluapkan emosinya dengan cara melakukan demo di depan sekolah, hingga menggembok pagar sekolah.

Baca Juga

Aksi protes orang tua siswa SMKN 1 Tambun Utara itu diawali dengan orasi. Para orangtua dan siswa membawa karton berisi tulisan protes. Mereka menyuarakan kekecewaannya terhadap kebijakan sekolah. Karena tidak direspons pihak SMKN 1 Tambun Utara, mereka kemudian menggembok pintu gerbang.

Marni, salah satu orangtua siswa, mengatakan bahwa anaknya awalnya diterima masuk ke SMKN 1 Tambun Utara. Namun, setelah masuk sekolah, anaknya dan siswa lain tiba-tiba dikeluarkan.

"Katanya anak-anak kami bisa masuk ke gelombang tiga. Dikumpulin semua ibu-ibu, katanya satu kelas cukup. Diterima lah sudah, belajar di sini, tapi besoknya dikumpulin lagi, katanya dari bapak menteri pendidikan 'ngebel', enggak bisa katanya. Ya jelas kecewa lah. Ini bagaimana sih sekolah," kata Marni.

Susan, orangtua siswa SMKN 1 Tambun Utara lainnya mengungkapkan, anaknya diterima melalui jalur prestasi dan telah mengikuti masa MPLS. Namun, setelah masa pembelajaran akan dimulai, anaknya justru dikeluarkan.

"Ya, sudah ikut MPLS seminggu, pas mau sekolah malah katanya enggak diterima. Padahal sudah itu beli baju," ujar dia yang membayar biaya seragam Rp1,7 juta.

Baca Juga

Para orangtua mengatakan, anak-anak mereka mulai murung karena malu atas kegagalan tersebut. "Mereka pihak sekolah bilang prestasi bisa diterima, kami membuat anak kami berprestasi biar bisa diterima negeri, tapi jadinya begini. Jangan dipermainkan begini, psikis anak terganggu. Sekarang malu sama teman-temannya, sama tetangga katanya berprestasi tapi kok jadi enggak masuk," ucap Nini, orangtua siswa lainnya.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Tambun Utara, Firdaus Selomo, mengungkapkan awalnya sekolah menerima penambahan satu rombongan belajar sejumlah 36 siswa berdasarkan usulan dari kepala desa dan tokoh masyarakat setempat. Namun, setelah para siswa mengikuti MPLS, pengajuan penambahan tersebut ditolak oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Bahkan, Kementerian Pendidikan mengancam akan menghentikan dana BOS untuk seluruh siswa jika tetap menerima siswa di luar jalur PPDB online.

Meski demikian, Firdaus berjanji mengenai uang serangam Rp1,7 juta yang sudah dibayarkan, bakal dikembalikan dananya ke orang tua masing-masing. (*)

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Sigit Nugroho
Penulis
ads
-->