Hari Anak Nasional 2024, KPA Banten Soroti Keseriusan Pemerintah Dalam Melindungi Hak Anak

fin.co.id - 23/07/2024, 19:28 WIB

Hari Anak Nasional 2024, KPA Banten Soroti Keseriusan Pemerintah Dalam Melindungi Hak Anak

Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA) Provinsi Banten Hendry Gunawan.

fin.co.id -  Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2024, Komnas Perlindungan Anak Provinsi Banten dengan bangga menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh anak-anak yang berprestasi dan telah mengharumkan nama Banten.

Anak-anak ini tidak hanya menunjukkan bakat dan dedikasi mereka di berbagai bidang, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya.

"Apresiasi yang tinggi ingin kami sampaikan kepada Provinsi Banten yang telah menunjukkan komitmen yang luar biasa dalam menciptakan lingkungan yang ramah anak. Banten telah mendapatkan penghargaan sebagai Provinsi Layak Anak selama empat tahun berturut-turut," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak (KPA) Provinsi Banten, kepada FIN, Selasa malam 23 Juli 2024.

Selain itu, lanjut Hendry, delapan kabupaten/kota di Banten masing-masing telah mendapatkan predikat Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) dengan berbagai tingkatan, seperti Pratama, Madya, dan Nindya.

"Harapannya, penghargaan ini dapat terus meningkat hingga mencapai tahap KLA atau Paripurna, menunjukkan keseriusan dan keberhasilan dalam melindungi dan memajukan hak-hak anak," imbuhnya.

Lebih lanjut Hendry memaparkan, Banten telah melahirkan banyak anak berbakat yang mencetak prestasi gemilang di bidang akademik, olahraga, seni, dan budaya. Anak-anak ini telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang luar biasa.

Kata dia, mereka tidak hanya membawa pulang medali dan piala, tetapi juga menjadi inspirasi bagi teman-teman sebaya mereka. Kita semua bangga dan berterima kasih kepada mereka yang telah membawa nama Banten berkibar di kancah nasional maupun internasional.

"Semakin banyak anak-nak yang berprestasi maka semakin yakin kita bahwa di masa depan, Banten tidak akan kekurangan calon-calon pemimpin yang berprestasi dan berintegritas," tuturnya.

Namun, di balik kebanggaan tersebut, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Tidak bisa dipungkiri, masih banyak anak jalanan yang hidup tanpa kepastian.

Mereka seringkali menjadi tulang punggung keluarga di usia yang seharusnya diisi dengan belajar dan bermain.

"Pekerja anak juga masih menjadi pemandangan umum di beberapa wilayah, mengorbankan masa kecil mereka demi kebutuhan ekonomi keluarga," ujarnya.

Tidak hanya itu, angka anak putus sekolah masih cukup tinggi. Banyak anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena berbagai alasan, mulai dari faktor ekonomi hingga masalah keluarga.

Selain itu, kasus kekerasan terhadap anak, terutama yang dilakukan oleh orang-orang terdekat, masih sering kita dengar.

"Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan terhadap anak-anak kita masih perlu ditingkatkan," ujarnya lagi.

Untuk mengatasi tantangan ini, sambung Hendry, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Pemerintah harus memperkuat kebijakan dan program yang mendukung kesejahteraan anak.

Masyarakat juga harus lebih peka dan terlibat dalam upaya perlindungan anak. Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat harus menjadi tempat yang aman dan penuh kasih bagi anak-anak.

Rikhi Ferdian
Penulis