Dari hadits ini menunjukkan kelebihan dan pentingnya hari Asyura dalam Islam.
3. Hadits Riwayat Imam Ahmad dan An-Nasa'i
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada hari Asyura, yakni hari ke-10 bulan Muharram dalam kalender Islam. Anjuran tersebut disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam hadits berikut:
عَنْ حَفْصَةَ قَالَتْ أَرْبَعٌ لَمْ يَكُنْ يَدَعُهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَ عَاشُورَاءَ وَالْعَشْرَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ[رواه أحمد والنسائي]
Artinya: Dari Hafshah r.a., diriwayatkan bahwa ada empat amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Nabi saw, yaitu puasa Asyura, sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan shalat dua rakaat sebelum subuh (HR Ahmad dan an-Nasa'i).
4. Hadits Riwayat Imam Muslim
Bukti berikutnya yang mendukung adanya puasa Asyura disampaikan oleh Abu Qatadah RA. Riwayat ini juga menyatakan tentang keutamaan puasa Asyura yang dapat menghapus dosa-dosa satu tahun yang lalu.
Baca Juga
عَنْ أَبي قَتَادَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صِيامِ يَوْمِ عَاشُوراءَ، فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah SAW bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: 'Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat'." (HR Muslim)
Niat Puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitu shauma ghodin 'an ada'i sunnati 'Asyura lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Asyura karena Allah SWT."
Keistimewaan Puasa AsyuraDirangkum dari berbagai sumber, berikut keistimewaan puasa Tasua dan Asyura di bulan Muharram.
1. Menghapus Dosa Setahun Lalu