News

Denny JA: Pentingnya Melakukan Universalisasi Ajaran Agama

fin.co.id - 15/06/2024, 14:44 WIB

Denny JA: Pentingnya Melakukan Universalisasi Ajaran Agama

fin.co.id - “Saatnya para agen budaya secara sengaja melakukan universalisasi ajaran agama. Sehingga pencerahan dan mutiara pada agama itu dapat pula dihayati dan memberikan berkah kepada publik luas yang bahkan tak percaya agama itu.”

Demikian dinyatakan dalam acara  Perayaan Waisak Antar Iman yang dilaksanakan di Aula Politeknik STIA LAN Jakarta pada Sabtu, 15 Juni 2024.

Turut hadir dan menjadi pembicara di acara Esoterika adalah Bikku Badranatha Tera dan  Dr. Li Edi Ramadijaya Putra.

BBC menyatakan bahwa pada tahun 2014, buku-buku puisi Jalaluddin Rumi lebih laku di Amerika Serikat dibandingkan buku-buku puisi penyair Amerika Serikat sendiri dan dunia Barat.

Baca Juga

Mengapa demikian? Karena Jalaluddin Rumi, melalui puisinya, berhasil melakukan dua hal sekaligus. Ia berhasil mengekspresikan kandungan terdalam dari agama, dalam hal ini Islam. 

Lalu ia meng universalisasi dan pesannya.  Akibatnya, agama itu bisa dinikmati oleh mereka yang tidak memeluk atau bahkan tidak percaya pada agama Islam tersebut. 

Dari kasus Rumi ini, satu hal yang terpenting adalah pentingnya universalisasi ajaran agama. Pencerahan dari agama itu—perenungan dan harta karun spiritual—bisa dinikmati oleh siapapun, termasuk mereka yang tidak memeluk agama tersebut atau tidak percaya pada agama tersebut.

Universalisasi prinsip agama tidak hanya terjadi dalam Islam tetapi juga di agama lain. Misalnya, pencerahan dari agama Buddha bisa dinikmati oleh mereka yang tidak beragama Buddha. Ini juga berlaku untuk agama-agama lain seperti Kristen dan Hindu.

Sebagai contoh, universalisasi ajaran Buddha terjadi di University of Michigan dan Google. 

Baca Juga

Di University of Michigan, terutama di Departemen Medis, ada seorang bernama Jon Kabat-Zinn. Jon Kabat-Zinn berhasil mempopulerkan jenis meditasi yang dia pelajari dari Buddha. 

Dia belajar dari guru Buddha terkenal, Thich Nhat Hanh. Teknik meditasi ini kemudian diberi nama Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR). 

Teknik meditasi yang dikembangkan oleh Jon Kabat-Zinn ini sekarang diajarkan di berbagai universitas, bahkan dengan sertifikat, dan dinikmati oleh siapapun termasuk mereka yang tidak beragama Buddha.

Kedua, di Google, dikembangkan sikap hidup yang disebut "Search Inside Yourself." Ini adalah program meditasi yang menjadi bagian dari program karyawan Google. 

Meditasi ini tidak hanya mengurangi stres karyawan tetapi juga menambah kreativitas dan harmoni, sehingga karyawan dapat tumbuh lebih sehat. Program ini dikembangkan oleh Chade-Meng Tan, yang dikenal sebagai Meng.

Baik melalui program Jon Kabat-Zinn di University of Michigan maupun melalui program meditasi di Google oleh Chade-Meng Tan, kita melihat bagaimana prinsip meditasi agama Buddha diuniversalisasikan untuk bisa dinikmati oleh siapapun yang bukan penganut agama Buddha.

-000-

Khanif Lutfi
Penulis