Kesehatan . 18/05/2024, 09:08 WIB

Para Peneliti Gunakan AI dalam Pengembangan Obat: Lebih Efektif namun Minim Efek Samping

Penulis : Makruf
Editor : Makruf

FIN.CO.ID - Dunia kedokteran terus berkembang pesat dengan hadirnya teknologi baru.

Salah satunya adalah penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pengembangan obat. 

Berbeda dengan metode tradisional yang memakan waktu lama dan mahal, AI mampu mempercepat proses penemuan obat baru dengan lebih efektif dan minim efek samping.

Para peneliti menggunakan AI untuk menganalisis data molekuler dan genomik dalam jumlah besar. 

AI diharapkan dapat membantu peneliti mengidentifikasi pola dan hubungan yang mungkin terlewatkan oleh manusia. 

Misalnya, AI dapat mengidentifikasi senyawa kimia yang memiliki struktur molekul mirip dengan obat yang sudah ada, tetapi dengan efek samping yang lebih sedikit.

Penelitian yang Menggunakan AI dalam Pengembangan Obat

Di bawah ini beberapa contoh penelitian yang melibatkan AI dalam pengembangan obat mereka:

DeepMind dan GlaxoSmithKline (GSK)

Kolaborasi antara DeepMind, sebuah perusahaan AI milik Google, dan GSK, perusahaan farmasi terkemuka, menggunakan AI untuk mengidentifikasi target molekul baru untuk penyakit menular.

IBM dan Mount Sinai

IBM dan Mount Sinai Health System di New York City bekerja sama menggunakan AI untuk mengembangkan obat baru untuk penyakit Alzheimer.

BenevolentAI

Perusahaan rintisan AI ini menggunakan AI untuk menganalisis data molekuler dan genomik dalam jumlah besar untuk menemukan obat baru untuk berbagai penyakit, termasuk kanker dan penyakit langka.

 

Penelitian ini masih dalam tahap awal, tetapi hasilnya sejauh ini menjanjikan. 

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com