Bola

Memalukan, Netizen Indonesia Rasis ke Pemain Guinea, Ini Kata Ketua NOC

fin.co.id - 12/05/2024, 07:00 WIB

Komentar rasis netizen Indonesia di Instagram Guinea

 FIN.CO.ID- Sikap tak dewasa dan memalukan ditunjukan oleh netizen Indonesia setelah Timnas Indonesia U-23 kalah 0-1 dari Timnas Guinea dalam laga playoff Olimpiade Paris 2024. 

Netizen Indonesia membanjiri media sosial Timnas Guinea dengan sejumlah komentar rasis.  

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menegaskan peristiwa itu, menandakan pentingnya revolusi mental dan kepatuhan terhadap nilai-nilai olimpiade untuk menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.

BACA JUGA:

Sebagai bangsa yang besar, kata dia, Indonesia memiliki mimpi untuk menjadi tuan rumah event olahraga dunia. 

Beberapa agenda olahraga dunia telah masuk dalam daftar, seperti Kejuaraan Dunia Senam 2025, Piala Dunia Basket U-19, sampai ke Youth Olympic Games dan Olimpiade 2036.  

Namun, insiden rasis yang dilakukan oknum netizen di platform media sosial, menjadi salah satu peringatan. 

Indonesia harus bisa menjunjung tinggi nilai-nilai olympism supaya bisa menaikkan level olahraga Indonesia di mata dunia.

“Indonesia punya mimpi menjadi tuan rumah Olimpiade dan banyak multievent olahraga kelas dunia lain. Tapi kalau kita masih ada rasis dan diskriminasi, olahraga kita tidak akan pernah naik level. Mental ini yang harus dibenahi,” kata Okto.

Merujuk Piagam Olimpiade (Olympic Charter), NOC Indonesia menurut Okto perlu menegaskan sikap sebagai sebuah bangsa yang besar bahwa tak boleh ada diskriminasi dalam olahraga. 

BACA JUGA :

Menurutnya, dalam nilai-nilai Olimpiade jelas disebutkan ada yang namanya Excellent, Friendship dan Respect. 

“Nilai-nilai ini yang harus kita jaga. Indonesia harus punya suara untuk no racism, no discriminations and keep sports as neutral zone. Sikap NOC Indonesia jelas sebagai penjaga dan menjunjung tinggi Olympic Charter atau Piagam Olimpiade, maka kami menegaskan tidak ada diskriminasi dalam aktivitas olahraga,” tegasnya. 

“Jangan sampai kita dikerdilkan di pergaulan olahraga internasional karena melakukan diskriminasi di olahraga, terutama kepada atlet. Olahraga adalah aktivitas independen yang mengedepankan sportivitas, respect, dan persahabatan” tambah Okto.

Hal ini menurut Okto merupakan landasan gerakan olimpiade membangun aktivitasnya untuk memajukan olahraga, budaya dan pendidikan dengan tujuan membangun dunia yang lebih baik.

Afdal Namakule
Penulis
-->