FIN.CO.ID- Gembong narkoba internasional Fredy Pratama diduga masih berada di hutan Thailand dan diduga telah kehabisan modal.
Hal tersebut diyakini oleh Polri usai melihat Fredy Pratama membangun laboratorium gelap pembuatan ekstasi di Sunter, Jakarta Utara.
"Kenapa dia masih melakukan penggencaran untuk mengirim barang-barang? Karena dia udah kehabisan modal," ujar Direktur Tindak Pidana Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa dalam konferensi pers di Mabes Polri, Senin, 6 Mei 2024.
BACA JUGA:
- Polri Gandeng 3 Negara Kejar Bandar Narkoba Fredy Pratama
- Aset Fredy Pratama Senilai Rp432 Miliar Disita Polri
Polri juga telah melakukan kerja sama dengan kepolisian dari tiga negara tetangga yakni Thailand, Malaysia, dan Australia.
“Hasil pertemuan kami dengan kepolisian Australia, Malaysia dan Thailand menjelaskan bahwa Fredy Pratama masih berada di Thailand, dan masih berada di dalam hutan,” kata Mukti.
Sebelumnya, Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba (P3GN) telah menyita aset gembong narkoba Fredy Pratama senilai Rp 432 miliar. Aset tersebut terdiri dari tanah dan bangunan, kendaraan, hingga uang tunai.
"Total penyitaan aset dari jaringan Fredy Pratama hingga saat ini terhitung senilai Rp432,20 miliar," kata Kasatgas P3GN, Irjen Asep Edi Suheri di Bareskrim Polri, Senin, 6 Mei 2024.
BACA JUGA:
- Pabrik Ekstasi Milik Fredy Pratama di Sunter Jakarta Utara Digerebek Polisi
- Gerebek Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama di Sunter, Bareskrim Polri Ringkus 6 Tersangka
Selain itu, lanjut Asep, polisi juga telah menangkap 60 orang jaringan Fredy.
Pria yang menjabat sebagai Wakabareskrim Polri itu mengatakan dari 60 pelaku tersebut, 45 pelaku kasusnya sudah dilimpahkan ke kejaksaan, 1 pelaku masih P-19, dan 14 pelaku masih proses penyidikan.
"Tahap 2 sebanyak 45 tersangka, P-19 sebanyak 1 tersangka atas nama Bayu Firmandi, dan proses penyidikan sebanyak 14 orang," bebernya. (Anisha Aprilia).
