Fiona Handoko
selamat pagi bp thamrin, bung mirza, bp agus, bp jo, bp jz, bp gianto dan teman2 rusuhwan. beredar di wag. sebuah puisi karya wiji thukul. walaupun ditulis beliau pada th 1984. tapi isinya masih relevan di masa kini. pertama karena harga beras yg menggila. kedua. karna terduga penghilang sang penyair....... (monggo ditulis sendiri). / nyanyian abang becak/ jika harga minyak mundhak/ simbok semakin ajeg berkelahi sama bapak/ harga minyak mundhak, lombok akan mundhak, sandang pangan akan mundhak/ maka terpaksa lintah darat, bank plecit, tukang kredit harus dilayani/ siapa tidak marah jika kebutuhan hidup semakin mendesak/ seribu lima ratus uang belanja tertinggi dari bapak untuk simbok/ siapa bisa mencukupi/ sedangkan biaya hidup makin mendesak/ maka simbok pun mencak mencak/ pak, pak. anak kita kebacut metu papat/ bayaran sekolah e anak2 nunggak/ si penceng muntah ngising/ iki perutku malah mbok isi lagi/ sok selasa pon ana sumbangan meneh/ si sebloh dadi manten/ jika bbm kembali menginjak/ namun juga masih disebut sebagai "langkah kebijaksanaan" / maka aku tidak akan memohon lagi memohon pembangunan nasib/ kepadamu duh pangeran, duh gusti/ sebab nasib adalah permainan kekuasaan/ teplok butuh menyala, menyala butuh minyak/ perut butuh kenyang, kenyang butuh diisi/ namun bapak cuma tukang becak/ maka bila becak pusaka pulang tanpa bawa uang/ simbok akan kembali mengajak berkelahi bapak/ solo. 84.
Udin Salemo
Iri, dengki, dan sakit hati bikin hidup merana. Punya ilmu kamasutra bikin hidup bahagia. --salam rebung--
Handoko Luwanto
11:37:37am WIB 70Komen=36utama+34REPLY dari 29Prusuh ♢Urutan↕Komen➜Nama Time ∇69↓u➜Ⓤⓓⓘⓝ Ⓢⓐⓛⓔⓜⓞ 14m "Iri, dengki, dan sakit hati biki..." T̷o̷n̷g̷k̷a̷t̷ P̷e̷r̷k̷a̷s̷a̷ K̷a̷m̷a̷S̷u̷t̷r̷a̷♋ ∇68↑u➜Udin Salemo 14m "68..."
Mirza Mirwan
Dear CHD Readers. I beg you to say goodbye. I'm sorry if any words or sentences in my comments have hurt your feelings. I didn't intend it like that. If commenting on this forum makes you happy, KEEP GOING!
Lagarenze 1301
Santai sejenak. Seorang perempuan paruh baya mendapat penglihatan saat sedang menjalani operasi jantung. Dia melihat malaikat. “Apakah aku akan mati?” dia bertanya. Malaikat berkata, “Tidak. Anda memiliki 30 tahun lagi untuk hidup.” Dengan 30 tahun yang tersisa dalam hidupnya, perempuan itu memutuskan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Sejak masih di rumah sakit, dia melakukan implan payudara, sedot lemak, pengencangan perut, transplantasi rambut, dan suntikan kolagen di bibirnya. Dia tampak jauh lebih muda! Saat keluar dari rumah sakit, dia berjalan dengan angkuh, menyeberang jalan, dan tiba-tina ditabrak ambulans hingga meninggal. Dia melihat malaikat lagi. “Anda bilang aku punya waktu 30 tahun lagi untuk hidup,” keluhnya. “Itu benar,” kata malaikat. "Lalu mengapa aku meninggal hari ini?" Malaikat mengangkat bahu. “Aku tidak mengenalimu.”
Fiona Handoko
selamat sore bpk 1301, bp jz. konon. salah satu ciri negara mau ambruk. adalah ketika sektor swasta tidak lagi berkembang. dan mayoritas generasi muda nya berlomba lomba ingin menjadi pegawai / pejabat pemerintah. bukan untuk mengabdi, bukan untuk memajukan negara. tapi untuk kepentingan pribadi. agar bisa hidup nyaman, santai dan ada uang pensiun. bekerja / tdk. gaji tetap. gaji tiap tahun naik. tidak peduli bagaimana kondisi sektor riil. belum lagi bonus, tunjangan, thr, gaji ke 13, ke 14. dll. apa pun prestasinya, tidak bisa di phk. jangan heran kalau mau jadi pegawai / pejabat pemerintah. butuh uang sangu. butuh koneksi paman / koneksi ayah. apakah perlu bekerja? itu prioritas terakhir. yg terpenting, buat atasan senang. selain penghasilan dari negara. kalau mau, ada lagi penghasilan tambahan dari swasta. yg dikondisikan selalu di bawah pegawai / pejabat pemerintah. swasta? berjuanglah sendiri. seperti kata sang begawan media. "tidak diganggu saja wes kamsia kamsia". kalaupun swasta punya asosiasi. akan diatur ketua terpilihnya yg manut kpd arahan permintaan pejabat. sebetulnya jadi pegawai / pejabat pemerintah. dari gaji tunjangan resmi ya sudah berkecukupan. tapi kalau mau naik pangkat. butuh pelumas. tanpa itu, diam di tempat sampai pensiun. semoga pegawai / pejabat pemerintah anuland bisa paham. bahwa kekuatan negara bergantung pada seberapa kuat sektor swastanya menghasilkan barang, jasa dan pajak. bukan dari seberapa banyak pns / taman kanak2 yg diopeni.
Lagarenze 1301
Beberapa teman dekat saya nyaleg dan hari-hari ini mereka seperti kurang darah. Habis ratusan juta rupiah, perolehan suara jauh panggang dari api. Satu di antaranya teman sewaktu kuliah di Jogja. Teman rasa saudara. Ia pernah nyaleg di kampungnya, Soni, Kabupaten Toli-toli, Sulawesi Tengah, 15 tahun lalu. Suaranya tertinggi saat perhitungan di TPS, tapi saat pleno, suara ketua partai yang tiba-tiba melonjak. Ia pun mengamuk dan membakar semua atribut partai. Ia benci setengah mati partai itu. Kini ia nyaleg lagi di partai sempalan dari partai lamanya. Level DPRD Kota. Apa mau di kata, suaranya hanya 500-an. Caleg lain di partainya atas 1.000-an. Lagian, takkan ada caleg dari partainya yang lolos ke DPRD Kota. Saya video call dengannya, pagi tadi. Ia sudah pasrah, ikhlas. "Habis berapa, Bro?" "Adalah," ia tidak menyebut angka. Mungkin malu. Tapi, sebelumnya, dari adiknya saya dapat info ia menghabiskan sekitar 500 juta rupiah. Sahabat saya itu akan kembali menekuni pekerjaan sehari-harinya. Membuka toko kelontong dan pagi hari jual "nasi kuning nasu palekko". Dari usaha itulah ia selama ini menghidupi istri dan anaknya, dan punya tabungan yang pastinya kini sudah ludes. Yang tersisa mungkin utang.*
Lagarenze 1301