FIN.CO.ID- Amerika Serikat akui tidak membalas tiga tentaranya yang tewas dalam serangan bom bunuh diri drone di Yordania pada pekan lalu.
Serangan bunuh diri drone itu terjadi pada Minggu 29 Januari 2024 lalu dan menewaskan tiga prajurit AS dan melukai setidaknya 34 lainnya di Tower 22, sebuah instalasi militer terpencil di Yordania dekat perbatasan Suriah dan Irak.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan, pihaknya tidak akan membalas serangan itu dan tidak mau memperluas perang di Timur Tengah.
BACA JUGA:
- Joe Biden Setujui Penjualan Senjata Darurat ke Israel Tanpa Peninjauan Kongres AS
- Oalaa.... Joe Biden Tidak Tanggapi Jokowi Soal Desakan Gencatan Senjata di Gaza
"Saya pikir kita tidak perlu memperluas perang di Timur Tengah. Itu bukan yang saya inginkan," ujar Biden kepada wartawan di Gedung Putih, dilansir dari Anadolu, Rabu 31 Januari 2024.
Serangan itu dilakukan oleh kelompok milisi yang didukung Iran yang menamakan dirinya Perlawanan Islam di Irak telah mengaku bertanggung jawab.
Kelompok tersebut melakukan serangan drone dan rudal ke pasukan AS di wilayah itu selama berbulan-bulan di tengah serangan gencar Israel di wilayah kantung Gaza.
Pentagon menyebutkan korban tewas adalah Sersan William Jerome Rivers, Spc. Kennedy Ladon Sanders dan Spc. Breonna Alexsondria Moffett, ketiganya tewas ketika drone bunuh diri menyerang unit perumahan mereka.
BACA JUGA:
- Serangan Rudal Zionis ke Rumah Sakit di Gaza 500 Orang Tewas, Joe Biden Malah Bela Israel
- Dukung Zionis, Presiden AS Joe Biden akan Kunjungi Israel Rabu Besok
Pemerintahan Biden belum menentukan kelompok spesifik organisasi mana yang bertanggung jawab atas serangan itu, namun pihaknya terus melakukan penyelidikan.
Saat menjawab wartawan, Biden mengatakan bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan drone mematikan, "karena mereka memasok senjata kepada mereka yang melakukan serangan itu."
Gedung Putih menolak untuk mengesampingkan serangan terhadap Iran, dan mengatakan pihaknya tidak akan melakukan "pembalasan biasa".
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa sangat mungkin balasan AS tidak akan terbatas pada satu serangan dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
“Sangat mungkin bahwa apa yang akan Anda lihat adalah pendekatan berjenjang di sini, bukan hanya satu tindakan, namun berpotensi beberapa tindakan dalam jangka waktu tertentu,” kata Kirby di atas pesawat Air Force One. Dia menolak memberikan rincian.(*)