FIN.CO.ID- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan perbaikan fasilitas umum (fasum) dan rumah warga yang rusak akibat gempa Sumedang.
"Untuk fasilitas umum, saya kira RSUD dan SMAN 1 Sumedang, paling prioritas untuk segera kita tangani. Secara umum struktur masih oke, tapi ada beberapa retak sehingga kita lakukan retrofitting atau penguatan bangunan," ujar Basuki di Jakarta, Rabu 3 Januari 2023.
Basuki mengatakan penanganannya bukan hanya memperbaiki yang retak-retak saja, tapi juga sekaligus meningkatkan estetika dan kualitas lingkungannya agar lebih baik.
BACA JUGA:
- Kementerian PUPR Ungkap Hasil Investigasi Terowongan Tol Cisumdawu Pascagempa Sumedang, Begini Kondisinya
- Gempa Magnitudo 4,5 Kembali Guncang Sumedang, Ini Penjelasan BMKG
"Perbaikan secepatnya minggu depan , karena banyak ruangan yang harus cepat ditangani seperti ruang operasi dan ruang cuci darah," ujarnya.
Sedangkan untuk rumah warga, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan Pj Gubernur Jawa Barat, sementara ini tidak ada yang perlu direlokasi. Sementara untuk perbaikannya dilakukan berdasarkan tingkat kerusakannya.
"Rumah yang rusak berat, sedang, atau ringan nanti pasti ada bantuan dari pemerintah sesuai kriteria kerusakannya. Terlapor sampai sekarang ada sekitar 1.100 rumah yang rusak, Kementerian PUPR saat ini sedang memverifikasi langsung bersama Dinas PUPR dan BNPB agar tidak ada rumah rusak yang terlewat," ujar Menteri Basuki.
BACA JUGA:
- Pascagempa Bumi, Warga Sumedang Diminta Waspadai Selama Sepekan ke Depan
- Korban Gempa Sumedang akan Diberikan Bantuan Rp60 Juta untuk Rumah Kategori Rusak Berat
Menteri Basuki juga memastikan bahwa infrastruktur-infrastruktur lain diantaranya Jalan Tol Cisumdawu, Bendungan Cipanas, Bendungan Sadawarna, dan Waduk Jatigede telah diperiksa dan dinyatakan aman tanpa ada kerusakan akibat gempa.
Diketahui, berdasarkan hasil analisa Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM), kejadian gempa bumi ini diperkirakan akibat aktivitas sesar aktif Cileunyi - Tanjungsari yang disimpulkan berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi dan kedalaman dari data BMKG.
Menurut data Badan Geologi, Sesar Cileunyi - Tanjungsari merupakan sesar mendatar mengiri, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.
BACA JUGA:
- Polri Pastikan Terowongan Tol Cisumdawu Aman Usai Ditemukan Retakan Akibat Gempa Sumedang
- Terowongan Tol Cisumdawu Retak Akibat Gempa Sumedang, Pemprov Jabar Terjunkan Tim Identifikasi
Badan Geologi juga mencatat wilayah Kabupaten Sumedang pernah mengalami kejadian gempa bumi merusak pada tahun 1972, sedangkan kejadian gempa bumi tahun 2010 menimbulkan kecemasan bagi penduduk di daerah Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Pada tahun 2022, tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) pada kedalaman 16 km.
Sebelumnya, Kabupaten Sumedang diguncang gempa 4,8 magnitudo pada Minggu 31 Desember 2023. Dampaknya, sebanyak 248 rumah rusak dan sebanyak 456 warga mengungsi.
Berdasarkan data yang diterima, ada 138 rumah rusak ringan, 110 rumah rusak berat, 456 warga mengungsi, kemudian 11 orang mengalami luka ringan, dengan dua orang di antaranya dirawat di RSUD Sumedang dan RS Santosa Bandung.