News

Hamas dan Israel Sepakat Perpanjang Gencatan Senjata hingga Jumat

fin.co.id - 30/11/2023, 12:38 WIB

Israel dan Hamas Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata, Foto: Situasi jalur Gaza yang dipenuhi puing - puing bangunan

Menurut media Israel, kesepakatan itu termasuk pertukaran 50 warga Israel yang ditahan Hamas dengan 150 warga Palestina di penjara Israel.

"Kita tak akan beristirahat sampai semua orang dikembalikan. Perang memiliki tahapan dan pemulangan sandera juga memiliki tahapan," tandas Netanyahu.

Israel memperkirakan paling sedikit 239 warga Israel ditahan Hamas menyusul serangan lintas batas pada 7 Oktober.

Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza setelah serangan Hamas itu.

Akibatnya, menurut otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 14.128 warga Palestina tewas, termasuk 5.840 anak-anak dan 3.920 perempuan.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid, dan gereja di Gaza, rusak atau hancur, sedangkan Israel mengaku kehilangan 1.200 orang jiwa manusia. 

Menurut Palestina Dr Husam Zomlot kepada Yalda Hakim dalam program khusus Sky News, gencatan senjata sementara berarti Israel memberi makan anak-anak Palestina sebelum membunuh mereka.

“Memberi makan anak-anak kami selama beberapa hari dan kemudian melanjutkan pembunuhan mereka adalah tindakan yang tidak masuk akal,” katanya dikutip dari Sky News. 

"Israel telah melaksanakan “cetak biru” untuk “memastikan Gaza tidak layak huni”, imbuh dia. 

Komentarnya muncul setelah Benjamin Netanyahu berjanji akan melanjutkan perang setelah gencatan senjata berakhir untuk mengalahkan Hamas.

“Setelah apa yang kita lihat dalam hal pembunuhan massal, penghancuran, genosida, pembersihan etnis… kelaparan, saya pikir kita memerlukan gencatan senjata permanen,” kata Dr Zomlot.

Israel sebelumnya mengatakan tuduhan serupa sangat disayangkan dan tindakannya di Gaza menargetkan pejuang Hamas, bukan warga sipil.

Beralih ke 150 tahanan Palestina yang akan dibebaskan dengan imbalan 50 sandera Israel, Dr Zomlot mengatakan Israel yang lebih dulu menyandera anak-anak Palestina sebelum tanggal 7 Oktober.

"Anak-anak dipenjara tanpa tuduhan, pengadilan atau akses kepada orang tua mereka", katanya.

“Bagi orang Israel, setiap orang Palestina adalah teroris, bagi orang Israel, setiap orang yang mendukung hak-hak kami, setiap orang yang menyerukan diakhirinya pendudukan, adalah seorang antisemit, " imbuhnya. (*) 

Afdal Namakule
Penulis
-->