Berdasarkan laporan dari peneliti Oxford, diketahui buzzer Israel merupakan tim berisi sekitar 400 orang, dan mendapatkan pelatihan formal.
Terdapat sejumlah kontrak antara 778.000 dollar AS, sekitar Rp 11 miliar, hingga Rp 100 juta dollar AS, atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Mereka bertugas untuk menarik simpatisan masyarakat indonesia dengan cara mengunggah narasi positif di media sosial. Mereka juga ditugaskan menyerang pihak-pihak yang kampanyekan aksi bela palestina di medsos.
Dilansir berbagai sumber, tim ini disebut JIDF atau Jewish Internet Defence Force (Angkatan Pertahanan Siber Yahudi).
Jadi, seoran buzzer Israel bisa mendapatkan pendapatan penghasilann $5615 perbulan atau sekitar 75 hingga 80 juta, hanya untuk mencuit narasi posotif tentang Israel dan menyerang Palestina dan Hamas dengan narasi-narasi negatif. Anggaran untuk program Yahudi ini bernama HASBARA.
HASBARA itu bahasa ibrani, artinya penjelasan. Namun Hasbara sendiri secara umum dikenal sebagai propaganda Israel.
Pemerintah Israel sengaja menggunakan kata Hasbara agar lebih halus. Hasbara ini diklaim sebagai program hubungan masyarakat yang bertujuan menyebarkan informasi positif tentang Israel ke seluruh dunia.
Hasbara telah dikritik oleh beberapa pihak karena dianggap sebagai propaganda dan manipulasi informasi. Kritikus berpendapat bahwa Hasbara seringkali mengabaikan atau menyimpangkan fakta, serta menyebarkan informasi yang tidak akurat tentang Israel dan Palestina. (*)