Ancaman Kebocoran Data di Dunia Siber, Potensi Merugikan Ekonomi Capai 5 Triliun Dolar AS

fin.co.id - 27/10/2023, 11:37 WIB

Ancaman Kebocoran Data di Dunia Siber, Potensi Merugikan Ekonomi Capai 5 Triliun Dolar AS

Ancaman Kebocoran Data

JAKARTA - Di era digitalisasi yang semakin masif, ancaman keamanan siber menjadi isu global yang tak bisa diabaikan.

Presiden Joko Widodo pernah menyoroti bahwa kebocoran data akibat kejahatan siber berpotensi merugikan ekonomi dunia hingga 5 triliun dolar AS pada tahun 2024.

Data pribadi dan informasi sensitif, yang menjadi aset berharga di dunia digital, kini juga menjadi target utama bagi pelaku kejahatan siber.

Seto Wijaya, CEO dari Fourtrezz, perusahaan keamanan siber yang berbasis di Yogyakarta, menekankan bahwa kebocoran data bukan hanya soal kehilangan informasi. "Ini bisa merusak reputasi dan kepercayaan publik, serta menjadi ancaman nyata yang bisa menggoyang pilar ekonomi dunia," kata Seto.

Menurut Seto, solusi yang dibutuhkan lebih dari sekadar perangkat keamanan canggih. "Kita butuh pendekatan holistik yang mencakup edukasi, regulasi yang lebih ketat, dan teknologi keamanan yang lebih canggih," jelasnya.

Literasi digital menjadi salah satu kunci dalam pencegahan kebocoran data. Masyarakat perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara melindungi data pribadi dan mengidentifikasi potensi ancaman.

"Perusahaan dan pemerintah perlu berinvestasi lebih banyak di bidang keamanan siber. Ini bukan lagi opsi, tetapi sebuah keharusan," tegas Seto. "Di Fourtrezz, kami selalu berupaya memberikan solusi keamanan siber yang inovatif untuk melindungi data Anda," tambahnya.

Menurut Seto, keamanan data harus menjadi bagian dari budaya perusahaan. "Ini bukan hanya tugas tim IT, tetapi semua karyawan harus memahami pentingnya keamanan data," ujarnya.

Teknologi blockchain bisa menjadi salah satu solusi inovatif dalam menjaga keamanan data. "Blockchain bukanlah jawaban dari semua masalah, tetapi ini adalah langkah ke arah yang benar," kata Seto.

Transparansi dalam pengelolaan data dan akuntabilitas jika terjadi kebocoran adalah kunci dalam membangun kepercayaan. "Jika terjadi kebocoran, perusahaan harus segera melaporkannya kepada pihak berwenang dan memberitahu stakeholder," tambah Seto.

Dengan potensi kerugian ekonomi yang sangat besar, sudah saatnya semua pihak, mulai dari pemerintah, perusahaan, hingga individu, untuk serius menghadapi ancaman ini. Seperti yang diungkapkan oleh Seto Wijaya, keamanan siber adalah sebuah keharusan, bukan pilihan.

Dapatkan berita terkini langsung di ponselmu. Ikuti saluran FIN.CO.ID di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029Vajztq

Admin
Penulis
-->