FIN.CO.ID- Pegiat media sosial Denny Siregar umumkan keluar dari tim chanel YouTube Cokro TV.
YouTube Cokro TV selama ini dikenal sebagai chanel yang selalu terdepan membela Presiden Jokowi dengan segala kebijakannya dari segala bentuk kritikan pihak oposisi.
Namun, Denny Siregar umumkan keluar dari Cokro TV diduga karena mulai mengkritik dan menyerang Presiden Jokowi soal dinasti Politik
"Oh iya, ada kabar yang harus saya umumkan. Perhari ini saya secara resmi keluar dari @cokro_tv, channel yg saya dirikan sejak awal dan saya bangun bersama kawan-kawan dari nol sampe besar" kata Denny Siregar melalui Twitter-nya, dikutip Rabu 11 Oktober 2023.
Denny Siregar kini mendirikan chanel baru yang menurutnya bisa bebas bersuara.
BACA JUGA:
- Denny Siregar Blak-Blakan Tuding Jokowi dan Keluarga Manfaatkan Kekuasaan untuk Bangun Dinasti Politik
- Komentari 3 Bacapres di Mata Najwa, Denny Siregar: Anies Dosen, Ganjar Entrepreneur, Prabowo Eyang Kakung
"Saya tetap ada di @2045Tv dan mungkin bikin channel baru supaya bisa bebas dan merdeka dalam bersuara. Mari kita terus bersuara demi tegaknya hukum di negara demokrasi ini" ujar Denny Siregar.
Denny Siregar mengkritik Presiden Jokowi yang membiarkan anak-anaknya masuk dunia politik.
Denny Siregar menilai, Jokowi membiarkan dan seolah setuju Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi calon wakil presiden Prabowo Subianto.
Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka--Instagram @Prabowo
Apalagi, saat ini publik sedang menunggu saat ini Mahkamah Konstitusi (MK) putuskan gugatan batas umur capres-cawapres.
Jika MK kabulkan gugatan batas umur Cawapres, maka Gibran Rakabuming Raka dipastikan menjadi Cawapres Prabowo Subianto.
Menurut dia, saat ini Jokowi sedang bangun dinasti politik di akhir masa jabatannya.
BACA JUGA:
- Denny Siregar: Prabowo Subianto Masih Pelihara Kelompok 212, HTI dan FPI, Sekarang Disuruh Tiarap Dulu
- Survei IPN: Elektabilitas Prabowo Turun Drastis Jika Berpasangan dengan Gibran
Denny Siregar mengatakan, dia menolak keras Gibran jadi Cawapres Prabowo Subianto, bukan karena takut Ganjar Pranowo kalah Pilpres.