Jika benar Muhaimin Iskandar benar terpilih menjadi cawapres Anies Baswedan, ada kemungkinan terjadi perubahan komposisi partai oada Koalisi Indonesia Maju dan Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
"Manuver Cak Imin ini mengguncang dua blok koalisi sekaligus, koalisi partai-partai pendukung Prabowo dan sekaligus partai-partai yang selama ini menominasikan Anies sebagai capres," tegas Ahmad.
Ahmad beranggapan, jika nantinya Cak Imin menjadi cawapres Anies Baswedan, bisa meningkatkan elektabilitas Anies yang saat ini menempati posisi bontot. Hal yang sama juga terjadi pada elektabilitas Cak Imin.
Ahmad menjelaskan, jika Cak Imin dan Anies Baswedan dipasangkan, tidak menutup kemungkinan akan membuat elektabiltas Anies meningkat cukup tajam.
PKB yang saat ini ketauai oleh Cak Imin, diketahu memiliki basis pendukung yang sangat kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Ini dua provinsi dengan basis NU yang sangat kuat," ucapnya.
Sementara itu, Anies memiliki elektabilitas lebih rendah dibandingkan Ganjar pada kedua provinsi itu.
Oleh karena itu, peluang Cak Imin membantu mengakselerasi elektabilitas Anies Baswedan di Jawa Tengah dan Jawa Timur masih terbuka lebar.
"Langkah Nasdem dan Cak Imin serta PKB ini tidak hanya potensial mengguncang blok koalisi pengusung Prabowo maupun Anies. Namun, juga sangat potensial mengguncang basis dukungan pemilih, khususnya di Jawa Timur dan Jateng ke Prabowo maupun ke Ganjar," pungkas Ahmad.