News

Banyak Karyawan Lembaga Negara Haramkan Pancasila, Tapi Beri Makan Anak Istri dari 'Gaji Pancasila'

fin.co.id - 15/08/2023, 18:46 WIB

Tersangka teroris Dananjaya alias Abu Nibras, karyawan PT KAI

Tersangka Dananjaya diketahui merupakan alumni SMK 7 Bale Endah, Bandung, Jawa Barat pada 2012. 

"Siapapun yang kenal dengan dia (Dananjaya) dan keluarganya di Bandung, pasti paham seperti apa tafsir agama yang diyakininya. Hingga membuat Danan ingin mati syahid dengan berniat berangkat ke Suriah atau menyerbu Markas Brimob," pungkasnya. 

BACA JUGA:

Penampakan Senjata, amunisi dan barang bukti lain milik pegawai PT KAI yang diamankan Densus 88-fin/islah bahrawi-Twitter Kondisi rumah terduga pelaku terorisme di Kota Bekasi-Tuahta Aldo-

Dananjaya Terpapar Terorisme Sejak Usia 19 Tahun  

Dananjaya alias DE alias Abu Nibras, karyawan PT KAI tersangka teroris Bekasi bergabung dengan kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010.

Demikian diungkap Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol. Aswin Seregar terkait DE, tersangka terorisme yang ditangkap di Bekasi Utara, Senin, 14 Agustus 2023.

Dari data yang beredar, DE merupakan seorang pegawai BUMN di bidang transportasi perkeretaapian yang bekerja di PT Kereta Api Indoneia (KAI) yang lahir pada tahun 1995. Sehingga, saat bergabung menjadi anggota MIB di tahun 2010, usianya masih 19 tahun.

"Seperti saya bilang, terpapar atau keterlibatan dia itu dimulai dari 2010 ketika dia menjadi jamaah di MIB," kata Aswin  di Mabes Polri, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023. 

Dijelaskannya kelompok MIB telah bubar setelah pimpinannya WM ditangkap Densus 88 Antiteror Polri. Kemudian, jamaah kelompok tersebut bubar dan menyebar, yang salah satunya adalah DE. 

Usai MIB bubar, DE lalu berselancar memanfaatkan ruang media sosial untuk aktif melakukan propaganda serta menyebarkan konten-konten jihad dan baiat.

Pada tahun 2014, DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir Islamic State Abu Al Husain. DE bergabung sebagai pegawai BUMN pada tahun 2016.

"Mulai dari situ, melakukan aktivitas-aktivitas, persiapan-persiapan. Jadi, yang bersangkutan melakukan pelatihan, kemudian melakukan pengumpulan peralatan yang dibutuhkan," jelasnya.

DE juga dikenal aktif di media sosial untuk menyebarkan propaganda aksi terorisme. Bahkan, beberapa akun miliknya pernah dilaporkan dan ditutup oleh Facebook dan YouTube. 

Namun, lanjut Aswin, seperti pelaku-pelaku lainnya, DE tidak kapok dengan penutupan akun tersebut dan justru membuat akun-akun baru dengan akses pribadi (private).

Puncaknya, ketidaksukaan (ghirah) DE muncul sekitar tiga pekan terakhir. Dia semakin tinggi menyebarkan ajakan atau imbauan untuk melakukan amaliyah (bunuh diri) atau melakukan aksi terorisme.

"Sehingga, pesan-pesan tersebut dilakukan secara private menggunakan timer message. Sehingga, setelah sampai kepada si penerima, lalu dibuka, dan langsung hilang dari server atau dari jaringan," jelas Aswin.​​​​​​​

Admin
Penulis
-->