Lifestyle

Kopi Bajawa, Minuman Khas Flores NTT yang Miliki Karakteristik Unik

fin.co.id - 14/07/2023, 09:40 WIB

Kopi Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Program Pengembangan Wilayah Khusus (P2WK) yang digulirkan pada tahun 1993/1994 menjadi awal pengembangan kopi secara lebih luas di daerah Ngada.

Karakteristik Kopi Bajawa

Kopi Arabika dari kawasan ini jika disangrai pada tingkat sedang (medium roasting) secara umum memiliki komponen-komponen citarasa utama sebagai berikut: aroma kopi bubuk kering (fragrance) dan aroma kopi seduhan (aroma) kuat bernuansa bau bunga (floral), perisa (flavor) enak dan kuat, kekentalan (body) sedang sampai kental, keasaman (acidity) sedang, serta kesan rasa manis (sweetness) kuat.

BACA JUGA:

Selain menggunakan tingkat sangrai sedang komponen rasa yang dihasilkan dari kopi tersebut terdapat juga rasa karamel, cokelat, orange, helzanut, kacang macadamia bahkan terdapat juga cita rasa herbal yang terkandung dalam kopi jenis ini.

Bicara kendali mutu, sejak dilakukan pemberdayaan petani kopi Arabika di kawasan dataran tinggi Bajawa oleh Dinas Perkebuan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Pemerintah Kabupaten Ngada, dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia mulai tahun 2004 telah terjadi perbaikan mutu kopi petani yang signifikan serta telah berhasil dipromosikan ke segmen pasar spesiality dengan nama Kopi Arabika Flores Bajawa.

Kegiatan pemberdayaan tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan petani kopi maupun peningkatan pendapatan petani yang telah mengalami perbaikan secara signifikan.

Dengan adanya upaya perbaikan dan menjaga mutu secara konsisten oleh masyarakat Bajawa serta melalui pengawasan dan edukasi oleh Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), maka Kopi Arabika Flores Bajawa berhasil memiliki reputasi yang baik di segmen pasar domestik maupun internasional karena mutu citarasanya.

Dan pada tanggal 28 Maret 2012 kopi arabika Bajawa menerima sertifikat Indikasi Geografis (IG) oleh Kemenkumham RI sebagai salah satu kopi arabika Indonesia.

BACA JUGA:

Untuk proses produksi, masyarakat Ngadha, sering disebut orang Bajawa, telah membudidayakan kopi Arabika secara turun temurun.

Petani bertanam kopi Arabika di bawah pohon penaung, menggunakan pupuk organik, dan tanpa menggunakan pestisida sintetik, serta petik selektif (hanya buah masak).

Kopi Arabika hasil olahan kelompok tani ternyata tergolong dalam mutu spesialiti (specialty coffee) karena citarasanya yang enak, khas, dan unik.

Ceri merah dipilih dengan cermat dan dipetik untuk memastikan kualitas terbaik, dengan minimal 95 persen ceri merah.

Untuk mendapatkan biji kopi hijau, buah ceri dicuci (pengolahan metode basah), disortir, dihaluskan, difermentasi, direndam, dijemur, diseleksi dan disimpan.

BACA JUGA:

Admin
Penulis
-->