Catatan Dahlan Iskan . 01/07/2023, 06:00 WIB
“Sama sekali tidak. Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak cari uang di jabatan saya. Saya sudah punya banyak uang," katanya.
Jadi, apakah akan maju lagi jadi calon wali kota?
"Bagaimana ya...." jawabnya.
Anton lahir di Malang. Semua sekolahnya di Malang. Kuliah pun di Malang: di Institut Teknologi Nasional Malang. Jurusan arsitektur.
Anton seorang arsitek. Ketika menjabat wali kota, taman di alun-alun ia benahi. Preman di sekitar itu ia angkat sebagai polisi taman. "Agar mereka punya pekerjaan," katanya. Toh pembangunan taman itu tidak menggunakan uang APBD. Biayanya dari CSR perusahaan.
Anton juga membangun kembali pasar rakyat. Di utara stadion Gajayana Malang. Sebagai arsitek ia tidak mau pasar itu kumuh. Pasar itu pun ia bangun seperti supermarket. "Idenya saya dapat dari pasar di Malaysia," ujar Anton.
Para preman di sekitar pasar itu pun ia angkat jadi polisi pasar. "Agar mereka punya pekerjaan," katanya.
Seluruh RT dan RW ia naikkan honorariumnya. Marbot masjid ia gaji. Modin kampung, penjaga makam, guru ngaji berhonor semua.
Mereka itulah yang rupanya kangen Goei Hing An. Lalu pasang gambarnya di mana-mana. Abah Anton lagi pusing memikirkannya. (*)
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com