Catatan Dahlan Iskan . 16/06/2023, 06:00 WIB
Begitu harga turun, koperasi nilam USK membelinya dengan harga Rp 500.000.
Selama lima tahun terakhir hanya sekali harga turun ke bawah Rp 500.000. Dan koperasi nilam USK benar-benar membelinya dengan harga patokan itu.
Koperasi USK memang punya kemampuan untuk itu. Koperasi universitas ini sudah mendirikan perusahaan patungan dengan perusahaan Prancis: U-Green Aromatics International. Sahamnya 60-40. USK yang mayoritas. Dengan kerja sama itu koperasi nilam USK sudah bisa ekspor senilai Rp 2,5 miliar tiap 2 bulan sekali.
Yang fenomenal: saat Covid-19 melanda dunia. Koperasi USK memproduksi besar-besaran disinfektan. Hand sanitizer. Mereknya: U-Hansa. U dari Universitas Syiah Kuala. Han Sa adalah bahasa Aceh yang artinya ''tidak sama''. Maksudnya U-Hansa lebih hebat. Berkat kandungan nilamnya.
Hand sanitizer merek U-Hansa sangat populer di Aceh. Bekat nilam.
Nilam itu harus ditanam. Ini tanaman perdu. Tingginya hanya 1 meter. Cabangnya banyak. Daunnya seperti daun waru.
Tanaman pertama bisa dipanen setelah 6 bulan. Cara panen yang baik, kata Syaifullah, jangan dicabut. Potong batangnya. Sisakan batang itu 20 cm dari tanah. Dari sisa pokok pohon itu akan tumbuh lagi ranting. Empat bulan kemudian bisa dipanen lagi. Begitu seterusnya.
Sebelum ada ARC, panennya tidak begitu. Batang nilam dicabut. Akar, pohon, ranting dan daunnya dijemur. Setelah kering, batang, akar, dan daun itu dimasukkan drum. Untuk disuling. 100 kg nilam kering bisa menghasilkan minyak nilam 2 kg. Rendemennya 2 persen.
Itu yang diperbarui oleh ARC USK. Ditemukan cara baru budidaya nilam. Tidak boleh lagi dicabut. Tidak boleh lagi ladang berpindah. Harus menetap. Harus disertai pemupukan. Tanpa pupuk tumbuhan berikutnya jelek sekali. "Tanaman nilam sangat rakus hara. Karena itu petani langsung pindah lokasi," ujar Syaifullah.
ARC memutuskan, petani harus menanam nilam di lahan yang sama. Ampas penyulingan harus ditampung dalam satu bak khusus. Dicampuri kotoran ternak. Difermentasi. Jadilah pupuk alami.
Penyulingannya pun tidak boleh lagi pakai drum bekas. Bisa menurunkan kualitas minyaknya: terkontaminasi fe dari besi drum. Maka drumnya harus terbuat dari stainless steel.
Dengan harga jual minyak nilam mentah di atas Rp 500.000/kg drum stainless steel itu harus diadakan. Petani masih akan bisa dapat penghasilan setara Rp 7 juta/bulan.
Kini Prancis percaya kembali ke nilam Aceh. Apalagi perusahaan Prancis terlibat langsung sampai ke USK.
Sejak USK turun tangan tidak ada lagi perdagangan nilam lewat rantai yang panjang: Medan, Singapura, Eropa. Kini rantai panjang itu hilang: dari Aceh langsung Prancis.
Usai seminar di fakultas kedokteran USK Sabtu lalu, saya diajak ke ARC. Saya jadi banyak mendapat pengetahuan soal nilam.
PT.Portal Indonesia Media
Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210
Telephone: 021-2212-6982
E-Mail: fajarindonesianetwork@gmail.com